Mohon tunggu...
Arie Riandry
Arie Riandry Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Studi Agama Agama
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Teks Komersil

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu Hilang

30 Agustus 2020   23:42 Diperbarui: 30 Agustus 2020   23:30 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Riaurealita.com

Kupertanyakan aksaramu yang hilang di bait bait senandung malam ketika kuntum bunga telah jatuh di tanah basah.

Kosong, tanpa goresan rindu yang menikam detak nadi separuh gelap malamku.

Kini sunyi seolah bayang menemani serupa jubah lusuh melekat di raga kian rapuh tanpamu.

"Aku bertanya padamu, ketika jemari liukan kata di lembar kertas usang.." adakah isyarat rindu yang kau titipkan?

Ketika mata belumlah terlelap lelah, ketika imaji semakin liar tak terkendali, apakah engkau menyadari bahwa desir angin membawa semua gelisahku tentangmu.

Namun kembali sunyi adalah merupa sebuah jawaban kudekap lirih di pembaringanku yang lemah dan sekarat.

Maka kubiarkan dingin menyergap menggumuli raga terbius imaji bermain di lingkaran mimpi yang berkarat.

Hingga esok ketika tetes embun jatuh di kelopak netra yang terjaga kembali kupertanyakan padamu.

"Apakah degub ini untukmu.?"

Karawang, 30 Agustus 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun