Konspirasi selalu kau kibarkan dalam sayap perlawan, suara lantangmu, kritikmu nyaring didengar alam
Hingga pepohonan serta
Dedaunan berjatuhan di tepi akar
Pengetahuan yang bergemah
Dalam katulistiwa..
Ironi cendrawasi
Membuat kaum adam mengagumimu..
Dalam lamunan, ditepi sungai,
Sambil ditemani senja yang terus mengalir dimensi nur yang ia torehkan hingga menerpa raga.
Yang tiada henti berfikir
Esok akan seperti apakah generasiku dalam bencana yang terus melanda negri...
Air mata
Darah suci
Melambangkan tali persatuan
Selalu berpegang teguh atas pusaran bhineka tunggal ika
Meskipun kita berbeda ras, agama dan juga bahasa tetapi kita adalah satu yaitu bangsa indonesia..
Teruntuk kaum hawa
Jangan pernah terpuruk oleh
Tajamnya lidah yang kau adam lontarkan. Hingga membuat tirani perjuangan dibatasi dengan ucapan yang berbisa..
Ingat
Peradaban tak akan pernah ada
Jika perempuanpun tidak ada
Dibalik kemerdekaan
Ada campur tangan kaum hawa dalam mengantarkan bangsa bebas dari kapitalisme..
Apakah masih mengatakan
Perempuan itu lemah?
Perempuan itu takut berbicara?
Perempuan takut demonstrak?
Tentunya tidak..
Sosok pejuang ibu kartini, marsinah
Adalah sosok pejuang yang tak pernah lelah.
Mampu meruntuhkan tembok penghalang, hingga mereka dikejar-kejar oleh kau bedebah.
Atas kelantangan
Kritiknya
Yang mereka kibarkan
Baginya benturan, darah serta air mata
Adalah bagian dari proses seni dalam membentuk karakter
Jangan mengaku pejuang
Jika ketiganya menghantuimu
Jangan ingin terbentuk jika itu tak mau kamu hadapi
Hadapilah benturan itu kelak impian dan harapan akan menantimu..
Karawang, 08 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H