"Enak ya di Jogja mah katanya murah-murah"
Sering kali orang-orang luar Jogja menganggap Jogja itu serba murah, apalagi makanannya, tapi bagi saya yang sudah hampir dua tahun hidup di Jogja kayanya gak se-murah itu juga, deh. Ya, walaupun MAHAL-MURAH itu RELATIF. Januari 2022 awal saya menginjakkan kaki di Kota yang terkenal sebagai Kota Pelajar ini. Kedatangan saya ke Jogja juga dengan niat mulia untuk belajar, lebih tepatnya kuliah di salah satu kampus negeri yang dikenal berbasis Islami. Nah, coba tebak, ada yg tahu nama kampusnya apa?
Temen-temen saya banyak menganggap hidup di Jogja itu murah, terlebih dia yang sama sekali belum pernah ke Jogja. Tidak salah, tapi tidak se-murah yang dibayangkan dan tidak semua daerah Jogja murah. Kok bisa bilang Jogja gak se-murah itu?
Oke, alasan saya menganggap Jogja gak se-murah yang dianggap banyak orang ini murni karena pengalaman pribadi dan perbandingan dengan tempat lain yang pernah saya alami.
Pertama, saat ini saya tinggal di pusat kotanya, ya, Kota Jogja. Sebagai informasi, Daerah Istimewa Yogyakarta (yang lebih sering disebut Jogja) itu adalah sebuah Provinsi yang didalamnya ada empat kabupaten, Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunung Kidul serta satu kota, yaitu Kota Yogyakarta. Nah, saya tinggal di Kota Yogyakarta dan tentunya kalau soal harga cenderung lebih mahal dibanding empat kabupaten tadi apalagi kalau perbandingannya Kabupaten Gunung Kidul. Jadi, asumsi saya yang berdasar dari pengalaman ini, biaya hidup di Kota Yogyakarta lebih mahal dibanding dengan biaya hidup di Gunung Kidul. Artinya, kalau yang dimaksud Jogja adalah Provinsi mungkin saya masih bisa setuju kalau biaya hidupnya murah, tapi kalau Jogja yang dimaksud adalah Kota Yogyakarta saya berbeda pendapat. Kalau kamu mau nyoba membuktikan langsung juga monggo. Nanti saya temenin, mumpung masih di Jogja nih, huehehe.
Kedua, kalau biaya hidup di Kota Jogja dibandingkan dengan kota sebelah, Solo misalnya, berdasarkan pengalaman saya biaya hidup di Solo lebih murah. Kita ambil contoh untuk makanan dan sewa kos, di Solo cenderung lebih murah dibanding dengan Kota Jogja. Lagi-lagi MURAH atau MAHAL itu RELATIF, ya. Lagi-lagi ini hanya berdasarkan pengalaman saya aja, bisa jadi kebetulan aja waktu itu aku dapetnya emang pedagang yang sambil sedekah jadinya dapet yang lebih murah, huehehe.
Ketiga, saya memaklumi kalau kamu bilang biaya hidup di Jogja murah apalagi sebelumnya kamu tinggal di kota-kota yang biaya hidupnya lebih mahal dari Jogja, misal Jakarta, New York, London, Los Angeles, Hongkong, atau apa lagi, ya? huahaha. Makanya wajar sekali Anak Ibu Kota menganggap dan setuju kalau Jogja itu murah, toh kesehariannya emang terbiasa dengan harga yang lebih mahal. Beda dengan Anak Desa/Kampung yang datang ke Jogja, ya seperti saya ini, apalagi kalau ke Jogja cuma berwisata dan beli makan sate di Maliboro, pake bahasa Sunda lagi, ah, udah pasti mahal harganya, huahaha. "Teh, meser satena sabungkusnya, eh, maksudnya beli satenya satu bungkus aja (tetep dengan logat Sunda, haha)".
Terakhir, biar gak cuma berdasarkan pengalaman saya aja, saya mau nyoba kasih satu data dari artikelnya kompas.com. Artikelnya menuliskan biaya hidup di Jogja cenderung lebih mahal jika dibandingkan dengan Solo. Di Jogja kamu bisa bertahan hidup selama sebulan dengan uang Rp 1,5 juta sedangkan di Solo kamu bisa bertahan hidup selama dua bulan, bahkan sampai tiga bulan kalau dapet santunan uang dari Mas Kaesang//becanda dikit bolehlah, yaaa, huehehe. Artikel lengkapnya bisa kamu baca dengan klik tulisan ini.