Mohon tunggu...
Riandi
Riandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Anak kampung yang jatuh cinta pada sastra adalah saya. Komedi? Saya suka sekali. Mari bersua di @riandi_08

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Musabab Hujan

29 Oktober 2021   19:34 Diperbarui: 29 Oktober 2021   20:21 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bacaan selawat menggema tak seperti biasanya. Iya, hujan musababnya. Imam menoleh-jemaah masih anteng.

Di beranda Masjid. "Eh, gening sia kehed," ujar si kakek tua berkacamata sembari tertawa. Gigi rapuhnya ikut berdansa. "Ahahaha... ari sia ka mana wae?" Jawab si kakek tua tak berkacamata pun giginya tak nampak berdansa. Iya, hujan menciptakan ini semua.

Hujan masih setia menanti matahari menunggu gilirannya tiba. Si tua si muda nampak asyik bercengkrama. Memang tak seperti biasanya. 13.00 masih banyak orang di sana. Iya, lagi-lagi hujan musababnya. 

Riandi, Oktober 2021 (Masjid Nurul Ihsan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun