Mohon tunggu...
Riandi
Riandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Anak kampung yang jatuh cinta pada sastra adalah saya. Komedi? Saya suka sekali. Mari bersua di @riandi_08

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sampai Detik Ini

19 Mei 2021   07:04 Diperbarui: 27 Mei 2021   15:28 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Sumber: pixabay.com

Aku ini bagaimana?
Bilang tak mau, tapi jika dia tak tahu malah merajuk
Sudah mau bilang, tapi semesta melarang dengan sejuta alasan

Aku ini bagaimana?
Bertahun-tahun melawat lautan, tapi tak pernah mau berenang
Berbulan-bulan menikmati senja, tapi tak pernah berhasil membawanya pulang ke pangkuan

Mau sampai kapan?
Saban hari dihantui kenangan yang terus menerus gentayangan
Otak bekerja, hati tak karuan
Raga sehat, jiwa sempoyongan

Mau sampai kapan?
Sampai hantu itu tak mau menggentayangi lagi karena sudah punya tuan baru?
Aku ini bagaimana?
Dibilang susah tidak juga, dibilang gampang, tapi nyatanya sampai detik ini masih saja terbelenggu di ruang sempit kedap suara

Mau sampai kapan?
Tak tahu sampai kapan akan bertahan, tapi yang jelas sampai detik ini masih tetap dan akan selalu tumbuh
Sampai detik ini akan aku sirami dengan air hujan pembawa kenangan
Sampai detik ini bahkan sampai kata terakhir dari puisi ini, namamu masih dan akan tetap terpatri dalam hati

Riandi
Sukabumi, 19 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun