Mohon tunggu...
Rianda JK
Rianda JK Mohon Tunggu... Mahasiswa - content writer

Selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mahameru yang Menderu

14 November 2022   22:13 Diperbarui: 14 November 2022   22:14 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada puncak keabadian

Aku menangis tersedu sedan

Bagaimana caraku menolong kasih yang tersayang 

Bila erupsi yang tak dapat dibendung mengenang luka dan nyawa

Pada siapa aku berteriak

Jangan bakar aku dengan sendu yang menusuk kelabu

Aku hanyalah ketiga dari kerinci dan rinjani

Kau sebut aku rupawan kawan

Namun kau goreskan tikar tanpa anyaman kayu bakar terkapar-kapar

Di dukuh ku kau mendengkur tuna wicara

Kesempurnaan hidup sesuai dengan ajarannya

Pada surga-surga yang mengalir di bawahnya aku merindu biru

Bertapak kaki alas selat malaka aku berlayar kaku

Pada sanubari aku  berdeham menari di atas kapal kayu

Pada jalur sutra pelayaran aku membeli selembar kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun