Pada puncak keabadian
Aku menangis tersedu sedan
Bagaimana caraku menolong kasih yang tersayangÂ
Bila erupsi yang tak dapat dibendung mengenang luka dan nyawa
Pada siapa aku berteriak
Jangan bakar aku dengan sendu yang menusuk kelabu
Aku hanyalah ketiga dari kerinci dan rinjani
Namun kau goreskan tikar tanpa anyaman kayu bakar terkapar-kapar
Di dukuh ku kau mendengkur tuna wicara
Kesempurnaan hidup sesuai dengan ajarannya
Pada surga-surga yang mengalir di bawahnya aku merindu biru
Bertapak kaki alas selat malaka aku berlayar kaku
Pada sanubari aku berdeham menari di atas kapal kayu
Pada jalur sutra pelayaran aku membeli selembar kehidupan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H