Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Android Sebagai Teman Belajar Anak dalam Menyelesaikan Tugas Belajar

31 Januari 2025   19:21 Diperbarui: 31 Januari 2025   19:31 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi Gambar Penggunaan Androud dari Kreasi AI: Foto AI

Android Sebagai Teman Belajar Anak

Bila ada orang tua yang tak setuju Anak memakai Android dalam belajar, saya pasti merasa sedih. Masih teringat 15 tahun lalu saat si sulung menapaki jejak di SMP. Betul-betul beda dong pelajarannya di sekolah dengan ilmu yang kumiliki sebagai ibunya.

Terutama pelajaran umum seperti matematika, Fisika, Biologi, PKn, IPS, dan banyak pelajaran lainnya. Maka dalam membimbingnya belajar saya butuh alat bantu. Bukan buku. Buku saya pinjam di perpus sekolah ada. Tapi kurang sesuai.

Syukur suami wartawan. Ia punya modem. Kala itu belum ada android. Baru ada hp nunet-nunet saja. Cuma bisa sms dan nelpon. Maka saya pakai modem suami dan laptop untuk membantu anak sulung belajar.

Saya ambil soal yang sama dengan latihan si anak di pencarian. Saya beri kunci jawaban 1 soal buat contoh dan saya beri anak latihan 5 soal Matematika misalnya setiap hari. Saya kasih soal pun yang ada kunci karena jujur saya pun tak faham pelajaran itu. Kunci jawaban saya rahasiakan dong hingga anak menyelesaikan tugas yang diberikan.

Kami berdua memeriksa tugas anak sesuai kunci soal yang saya sembunyikan. Bila ada yang salah kami pelajari berdua. Butuh pengorbanan kita orang tua dalam mendiktekan soal, menunggui anak menjawab, dan membahasnya. Ketika belajar sudah selesai anak pun mengantuk dan tidur.

Demikian saya manfaatkan modem dan browsher hingga android kepada kedua putra dan 1 putri saya dalam menemani mereka belajar. Apalagi anak laki lebih manja harus dibacakan. Tak terasa bersama Android si sulung sudah Sarjana di Jakarta dan lulus tes ASN usai wisuda Agustus 2024 lalu di Jakarta juga.

Nomor dua pun sekarang lagi kuliah di Semarang dan alhamdulillah semester 1 ini meraih IPK 3,68. Begitu android mendampingi mereka belajar dalam menyelesaikan tugas belajar mereka. Adakalanya meski mereka sudah les dan belajar di kelas ada hal yang perlu bantuan android.

Begitupun saya, meski guru tentu saya tak menguasai mapel lain. Sayapun tak ragu memasukkan mereka pada program dan les belajar di android seperti ruang belajar yang tersedia. Masa telah berubah. Cara anak belajar saat ini butuh kontrol kita kepada anak lewat Android.

Android memang bisa menjadi alat yang efektif untuk membantu anak-anak dalam menyelesaikan tugas sekolah mereka jika digunakan dengan bijak. Bijak dalam hal dibimbing orang tua, ditemani, diarahkan, dan dimenej penggunaan android itu.

Misalnya 1 tugas selesai boleh bermain game dalam 1 jam. Istirahat seperti shalat, makan, dan peregangan otot tubuh. Belajar lagi untuk mengerjakan tugas berikut. Usai tugas bermain lagi dalam waktu dua jam. Istirahat untuk tidur. Ketika mereka sudah terbiasa dengan menej waktu di atas, mereka pun akan sukses belajar.

Berikut beberapa cara agar Android dapat berperan sebagai pemantik belajar:

1. Akses ke Sumber Belajar

  • Google Search dan YouTube membantu anak menemukan informasi yang mereka butuhkan. Awasi mereka saat mengakses ini sambil ditemani dan diajak mengobrol. Bila anak kesal saat diajak mengobrol berarti ia sedang kelelahan. Alihkzn perhatiannya dengan istirahat. Siapkan makanan favorit anak.
  • Bila mood sudah baik lagi bisa lanjut belajar.
  • Aplikasi edukasi seperti Khan Academy, Ruangguru, atau Duolingo bisa memberikan pembelajaran tambahan.
  • e-Book dan PDF bisa diakses melalui Google Books atau Kindle. Dampingi dan ajak bercerita sambil mengawasi mereka.

2. Meningkatkan Kreativitas

  • Aplikasi seperti Canva atau Sketchbook memungkinkan anak membuat presentasi atau ilustrasi untuk tugas mereka. Bantu mereka memupuk rasa percaya diri dalam hal ini.
  • Google Docs dan Microsoft Word mempermudah pembuatan laporan tugas mereka. Cek laporan yang mereka buat. Misal huruf kapitalnya. Penggunaan kata hubung salah dalam kalimat. Sejak ada AI. Anak tak segan-segan menggunakan Dan di awal kalimat mereka.

3. Membantu Pengelolaan Waktu

  • Seperti dijelaskan di atas, anak harus dibantu memenej waktu mereka.
  • Google Calendar atau aplikasi to-do list (seperti Todoist) membantu mereka mengatur jadwal belajar dan deadline tugas tepat waktu. Duduklah di sebelah anak saat mereka belajar di rumah. Jangan diserahin semua pada guru les apalagi Android.
  • Fitur alarm dan reminder memastikan mereka tidak lupa mengerjakan tugas. Tak sempurna kita dan anak selaku manusia. Kesibukan dan rasa lelah membuat kita suka lupa. Maka fitur alarm dan reminder perlu.

4. Interaktif dan Menyenangkan

  • Aplikasi gamifikasi seperti Kahoot! membuat belajar lebih mereka lebih menarik.
  • Virtual lab dan simulasi membantu anak memahami konsep sains dengan lebih baik pula. Kemon temani mereka belajar. Mari sayangi generasi mereka.

5. Membantu Kolaborasi

  • Layaknya kita, anak juga butuh kawan kerjasama. Google Classroom, Zoom, atau WhatsApp memungkinkan mereka berdiskusi dengan teman, dan guru secara online. Awasi mereka dari lantai bawah.
  • Fitur berbagi dokumen memudahkan kerja kelompok mereka juga.

Tantangan dan Solusi Android

Penggunaan Android seperti cerita di atas sangat keren. Tapi orang tua juga harus tahu bahwa android  bisa menjadi distraksi bagi anak jika tidak diawasi. Untuk mengatasi ini:

  • Gunakan juga parental control untuk membatasi akses ke aplikasi yang tidak relevan. Di sana banyak promo. Anak usia kepo pula. Karena kepo, mereka bisa bablas. Maka awasi dan gunakan parental control.
  • Tetapkan waktu belajar dan bermain seperti cerita saya di atas dengan aturan yang jelas. 1 tugas selesai boleh main game dulu misalnya.
  • Dorong diskusi aktif dengan ajak anak bercerita agar anak tetap terarah dan tidak sekadar mengandalkan gadget.

Ketika anak-anak duduk santai bersama dengarkan celoteh mereka tentang aksi guru dan dosen mereka di kampus atau di sekolah. Tiap cerita mereka perlu tanggapan.

"Dosenku ini tegas Ma. Kasih nilai juga tegas A+ andai semua dosen seperti ini. Bisa 4 IPK mahasiswa Ma."

Begitu cerita putra kedua saya saat ia pulang kemarin dari Semarang. 3 minggu kami bercerita panjang lebar. Senang mendengar curhatannya. Jiwa kritisnya di Sekolah Dasar dulu muncul lagi.

Dengan satai saya jawab, "Itulah hidup Bang. Penuh warna. Ada yang tegas, wibawa, lembut, dan manis perilaku guru dan dosen kita. Mereka punya latar hidup beda-beda. Ada yang diasuh tegas, wibawa, lembut, dan manis. Ada pula yang diasuh dengan marah dan kasar. Pandai-pandai menyikapi itu Nak."

Jadi, Android bisa menjadi pemantik dalam belajar yang efektif jika digunakan dengan keseimbangan antara manfaat teknologi dan disiplin belajar. Kuncinya kolaborasi antara orangtua, anak, pemanfaatan android.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun