Dengan menggunakan teknologi digital, platform ini dapat menjangkau pasar global, mengurangi biaya operasional, dan mempercepat proses penggalangan dana, sehingga memperluas akses ke modal bagi pelaku bisnis syariah.
Ada keuntungan tentu ada pula tantangan bisnis syariah. Tantangan dalam Pengembangan Bisnis Syariah adalah:
Pertama, Kurangnya Literasi Keuangan Syariah
Banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami konsep keuangan syariah, yang bisa menjadi hambatan dalam pertumbuhan bisnis syariah.
Salah satu contoh hambatan adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang perbedaan antara produk perbankan syariah dan konvensional. Banyak yang masih menganggap bahwa perbankan syariah hanya mengganti istilah bunga dengan bagi hasil, tanpa memahami bahwa perbankan syariah beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip seperti larangan riba, gharar, dan maisir.Â
Kurangnya edukasi itu dapat menyebabkan rendahnya kepercayaan dan partisipasi masyarakat dalam menggunakan produk keuangan syariah.
Kedua, Kompetisi dengan Bisnis Konvensional
Bisnis syariah harus mampu bersaing dengan bisnis konvensional yang mungkin menawarkan produk dengan harga lebih murah atau lebih dikenal oleh masyarakat.
Salah satu contoh tantangan adalah dalam asuransi syariah. Produk asuransi syariah sering kali menghadapi persaingan dengan asuransi konvensional yang mungkin menawarkan premi lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam pengelolaan dana, di mana asuransi syariah menggunakan sistem tabarru' (dana tolong-menolong) dan surplus underwriting, yang bisa membuat struktur biayanya berbeda.Â
Kurangnya pemahaman tentang manfaat tambahan asuransi syariah, seperti transparansi dan prinsip keadilan, dapat membuat masyarakat lebih memilih asuransi konvensional yang lebih murah dan lebih dikenal.
Ketiga, Keterbatasan Sumber Daya ManusiaÂ