Waktu berlalu, dan perubahan dalam diri Tri semakin nyata. Ia kini menjadi salah satu siswa yang diandalkan di kelas. Nilai-nilainya stabil di posisi atas, dan ia sering dipilih untuk mewakili sekolah dalam bĺerbagai perlombaan akademik. Guru-guru yang dulu sering memanggilnya ke ruang bimbingan kini memujinya di depan kelas.
Pada suatu hari, Tri berdiri di depan aula sekolah, menerima penghargaan sebagai siswa berprestasi. Sorak-sorai memenuhi ruangan, termasuk dari teman-teman yang dulu memandangnya sebelah mata. Ia memandang sekeliling, dan melihat senyum bangga dari guru-guru serta keluarganya.
Usai acara, Tri berjalan melewati koridor sekolah yang sudah menjadi saksi perjalanannya. Ia menatap dinding yang penuh dengan papan pengumuman prestasi, dan menyadari bahwa namanya kini terpajang di sana. Hatinya bergetar, bukan hanya karena prestasi yang diraihnya, tetapi karena perjalanan panjang yang membawanya ke titik ini.
Ia berhenti sejenak, menarik napas dalam, dan tersenyum. Tri menyadari bahwa dirinya telah melampaui lebih dari sekadar prestasi. Ia telah menemukan kekuatan dalam dirinya untuk berubah dan bangkit dari keterpurukan. Masa lalunya yang penuh kasus kini menjadi cerita yang menginspirasinya untuk terus melangkah maju.
Tri tahu, masih banyak tantangan yang menantinya. Namun, ia tidak lagi takut. Dengan setiap prestasi yang diraihnya, ia menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru yang penuh dengan harapan dan kesempatan.
Dengan langkah mantap, Tri berjalan keluar dari sekolah, membawa serta mimpi-mimpi besar yang siap ia wujudkan. Ia bukan lagi Tri yang malu dan terpuruk, tetapi Tri yang kuat dan penuh semangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H