"Saya tahu ini tidak mudah, Otto. Kita berada di persimpangan penting. Banyak yang akan bergantung pada langkah-langkah kita selanjutnya." Ucapnya pelan, namun penuh keyakinan.
Otto pun mengangguk faham. Dia tahu bahwa posisi yang sedang mereka hadapi bukan hanya soal hukum atau strategi politik. Ini tentang arah negara. Masa depan bangsa yang mereka ingin bangun. Semua mata tertuju kepada Prabowo dan di balik layar, Otto menyadari perannya tak kalah penting.
"Saya siap, Pak. Apapun yang diperlukan untuk memastikan bahwa perjalanan ini berhasil, saya akan lakukan." Jawab Otto dengan tegas.
Sejenak, tak ada suara lain di ruangan selain gemericik hujan di luar. Prabowo menatap Otto dalam-dalam. Ia seolah mencari keyakinan di balik kata-katanya.
Kemudian, dia mengulurkan tangan dan Otto menjabatnya dengan mantap. Tidak ada pernyataan resmi dan tidak ada janji tertulis. Namun pertemuan itu, perjanjian tak terucap antara dua tokoh besar telah menyatukan mereka dalam tujuan yang lebih besar dari diri masing-masing.
Ketika Otto bangkit dan berjalan menuju pintu, dia pun merasakan beban tanggung jawab yang mulai merayap di pundaknya. Dia juga tahu, setiap langkah yang diambil hari ini akan membawa dampak besar di hari esok.Â
Di luar, hujan terus turun, menandakan awal yang baru. Otto melangkah keluar dari kediaman Prabowo. Ia meninggalkan halaman yang tenang namun penuh dengan harapan baru. Ia siap menghadapi babak baru dalam perjalanan hidupnya demi negara tercinta ini.
Saat gerbang menutup di belakangnya, Otto tahu, masa depan telah diputuskan di ruangan itu. Sekali dia maju tak boleh surut Sekali lagi ia akan menjadi bagian dari sejarah Nusantara, Indonesia tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H