Dalam konteks ini, Kompasianer tentu memiliki pandangan tersendiri, terutama terkait bagaimana proses transisi ini akan berjalan dan apa yang bisa diharapkan dari pemerintahan baru ini.
Salah satu isu yang menarik perhatian adalah pendekatan akomodatif Prabowo dalam merangkul berbagai kekuatan politik. Â Termasuk membawa sejumlah menteri dari kabinet Jokowi ke dalam kabinet barunya. Hal ini mungkin bukan hal yang mengejutkan, mengingat tujuh dari delapan partai politik di DPR sudah bergabung dalam koalisi Prabowo-Gibran.
Namun, apa yang diharapkan dari langkah politik ini dan siapa saja yang layak mengisi kursi menteri?
Politik Akomodatif: Stabilitas atau Kontinuitas?
Langkah Prabowo dikabarkan akan mempertahankan sejumlah menteri dari kabinet Jokowi. Hal ini menunjukkan sikap politik yang cerdas Prabowo. Tentu ini bisa dibaca sebagai upaya untuk menjaga stabilitas negara. Tentu mengingat para menteri tersebut sudah memiliki pengalaman dan jaringan yang mapan dalam menjalankan kebijakan pemerintahan sebelumnya.Â
Kompasianer mungkin akan melihat hal ini sebagai sinyal positif bagi kesinambungan program-program unggulan Jokowi, seperti pembangunan infrastruktur dan peningkatan daya saing ekonomi lokal dan internasional.
Namun, ada juga kemungkinan bahwa masyarakat menilai pendekatan ini sebagai tantangan bagi Prabowo untuk tetap menonjolkan identitas politiknya sendiri. Dengan menggabungkan menteri-menteri lama bisa menciptakan persepsi bahwa pemerintahan baru ini hanya topeng untuk melanjutkan pemerintahan yang lama.
Lalu Prabowo pun dinilai tanpa inovasi yang signifikan. Oleh karena itu, bagaimana Prabowo dan Gibran menjaga keseimbangan antara kesinambungan dan perubahan akan menjadi sorotan penting saat ini.
"Tebak-tebak Buah Manggis": Adik Manis, Siapa yang Akan Kembali?
Jika kita "tebak-tebak buah manggis," beberapa nama lama kemungkinan besar akan kembali ke kabinet, terutama menteri-menteri yang dianggap berhasil. Nama-nama seperti Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan bisa jadi masih relevan. Hal ini mengingat kiprahnya dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia selama masa krisis global diacungi jempol.
Begitu juga dengan nama-nama seperti Budi Karya Sumadi di sektor transportasi. Beliau berhasil mengembangkan infrastruktur transportasi di masa Jokowi. Misalnya dalam sektor transportasi: