Aku membuka K-Rewards. Juli Agus rendah sekali pendapatan teman kompasianer di sini. Rp377 sekian peringkat 1 Juli 2024 dan Rp552 untuk peringkat 1 Agustus 2024. Pendapatan 377 ribuan rupiah itu biasanya udah peringkat 16-an dan pendapatan 552 ribuan rupiah pun berkisar peringkat 15-16-an juga.
Iseng.Ini menunjukkan rendahnya daya baca kompasianer lain di platform ini. Penurunan ini pun aku rasakan sejak tahun 2023. Tiap aku posting tulisan ke media sosial, aku hanya bisa meraih 31 hingga 50-an viewer.
Padahal murid aku saja 700-an yang PBM dan 10 x lipat itu alumni. Benarkah Daya Baca Kita Drastis Sekali Menurun? Apa sebab musababnya? Apa dampaknya di masa depan?
Penurunan Daya Baca Masyarakat Saat ini: Faktor dan Dampaknya
Menurut beberapa ahli. Belakangan ini, daya baca masyarakat mengalami penurunan. Penurunan yang signifikan. Berbagai survei dan penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat literasi dan minat baca menurun drastis.
Penurunan ini baik di kalangan anak muda juga kita orang dewasa. Fenomena ini tentu menjadi perhatian serius karena hal itu berpotensi menghambat perkembangan intelektual, sosial, dan budaya di negara ini.
Melalui artikel ini aku ingin membahas beberapa faktor penyebab serta dampak negatif dari penurunan daya baca di tengah masyarakat kita.
Apa Sih Faktor Penyebab Penurunan Daya Baca Kita Drastis Sekali Menurun?
Pertama, Tentu Berkaitan Erat dengan Perkembangan Teknologi Digital Saat Ini
Salah satu faktor utama penurunan daya baca tentu kemajuan teknologi. Perkembangan media sosial dan platform hiburan digital. Masyarakat lebih cenderung menghabiskan waktu di media sosial, menonton video pendek, atau bermain gim dibandingkan membaca buku atau artikel.
Apalagi bacaan yang lebih mendalam. Konten yang disajikan di media sosial biasanyapun singkat, ringan, dan mudah dikonsumsi dalam waktu singkat. Sehingga mengurangi kebiasaan membaca panjang massa saat ini. Bahkan, beberapa teman aku memilih berbicara VN daripada menulis kalimat pesan.
Kedua, Ternyata Tingkat Distraksi dan Informasi Instan Saat ini Tinggi
Dengan adanya kemudahan akses informasi di era digital, mengakibatkan rendahnya fokus dan ketekunan siswa dalam membaca. Banyak orang lebih suka mengonsumsi informasi secara cepat. Artikel panjang atau buku sering kali ditinggalkan saja sekarang.
Informasi secara instan ini membuat masyarakat cenderung tak sabar dan enggan menggali pengetahuan lebih dalam. Ketika bertanya di browser pencarian pun anak cendrung mendiktekan suara daripada mengetik biasa. Sehingga hasil pencarian pun berupa jawab suara.
Ketiga, Kurangnya Minat Baca Masyarakat Sejak Mereka Usia Dini
Penanaman kebiasaan membaca sejak kecil dilakukan orang tua tak serius. Ketidakseriusan ini menjadi penyebab penting mengapa daya baca menjadi rendah.
Pada kenyataannya, anak-anak yang tidak dibiasakan membaca cenderung tidak memiliki minat terhadap buku ketika dewasa. Tak ada empati untuk berliterasi
Dalam banyak kasus, lingkungan keluarga tak mendukung literasi anak serta kurangnya akses ke bahan bacaan berkualitas, memperburuk masalah ini.
Keempat, Pendidikan Sekarang Kurang Menekankan Pentingnya Membaca
Memprihatinkan memang sistem pendidikan kita di beberapa tempat. Pendidikan itu cenderung lebih fokus pada capaian akademis tanpa benar-benar menekankan pentingnya membaca.
Padahal membaca sebagai alat utama pengembangan pengetahuan. Membaca sering kali dipandang sebagai tugas wajib, bukan sebagai aktivitas yang menyenangkan dan berharga.
Lalu Apa Dampak dari Penurunan Daya Baca
Peetama, Akan Terjadi Penurunan Kemampuan Berpikir Kritis
Membaca bukan sekedar memperoleh informasi. Tapi membaca juga melatih kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Bila berkurang aktivitas membaca, kemampuan masyarakat untuk menganalisis informasi secara mendalam berkurang. Selain itu kemampuan membedakan fakta dari opini pun menjadi berkurang.
Hal itu bisa menyebabkan masyarakat rentan akan berita palsu (hoaks) dan propaganda.
Kedua, Kualitas Diskusi Publik Menurun
Daya baca masyarakat menurun menyebabkan kualitas diskusi publik pun ikut terdampak. Masyarakat lebih memilih percakapan singkat dan emosional, dibandingkan dengan diskusi berbasis data dan fakta.
Diskusi yang mendalam terasa dangkal. Hal ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam berbagai aspek, termasuk hukum, ekonomi, politik, dan sosial.
Ketiga, Lebih Dramatis lagi akan Terhambat Inovasi dan Kemajuan Pengetahuan
Daya baca menurun secara dramatis mengakibatkan kurangnya minat untuk mengeksplorasi ide-ide baru. Tak ada minat memperdalam pengetahuan.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghambat inovasi, penelitian, dan perkembangan di berbagai bidang ilmu di Negeri ini.
Keempat, Otomatis Melemahkan Identitas Budaya
Membaca karya-karya sastra dan sejarah lokal satu cara penting untuk mempertahankan dan memperkuat identitas budaya.
Nah ketika minat membaca menurun, pemahaman dan apresiasi terhadap budaya lokal juga berpotensi melemah. Pada gilirannya mengurangi rasa kebanggaan terhadap identitas nasional.
Adakah Solusi Mengatasi Penurunan Daya Baca Itu?
Tentu ada dong cara kita mengatasi masalah tersebut. Upaya dari berbagai pihak sangat perlu. Upaya mulai dari individu, keluarga, masyarakt hingga pemerintah.
Kampanye literasi, peningkatan akses terhadap buku dan perubahan pola pengajaran di sekolah perlu ditempuh dan evaluasi.
Beberapa langkah penting bisa diambil. Selain perlu adanya usaha untuk memanfaatkan teknologi secara positif dengan menyediakan platform baca digital yang menarik dan edukatif.
Tips Membaca agar Menarik
Bacalah buku sesuai minat atau kesukaan kita. Saat ini kita sedang rajin-rajinnya berolahraga, carilah buku olahraga. Bila menyukai sejarah, bacalah buku sejarah. Membaca sesuatu yang menarik, maka kita akan lebih terdorong untuk mulai membaca.
Kemudian adakan jadwal untuk membaca. Waktu tepat untuk membaca sebelum tidur atau saat jam istirahat baik di sekolah, kampus, atau kantor. Jadwal membaca akan memotivasi untuk melakukannya secara rutin.
Selain itu membacalah di tempat nyaman dan tenang. Nyaman membaca seperti di kamar atau di taman. Membaca di tempat nyaman atau favorit akan fokus dan terdorong untuk membaca lebih lama lagi.
Bila perlu, bergabung dengan kelompok baca. Misal forum baca online agar bisa bertukar pikiran dan ide dengan orang lain. Ini dapat membantu kita menemukan buku-buku baru yang menarik dan meningkatkan minat. Terkadang setiap anggota yang sudah kenal dekat saling meminjamkan buku.
Jangan lupa reward untuk diri sendiri setelah membaca. Berikan reward kepada kita setelah berhasil membaca buku sampai selesai.
Pergilah ke kafe atau lakukan aktivitas menyenangkan lainnya sebagai rewards. Hal itu bisa bikin aktivitas membaca menyenangkan dan dapat memotivasi kita disiplin dalam membaca.
Kesimpulan Kita
Penurunan daya baca masyarakat menjadi tantangan kompleks dan memiliki dampak jangka panjang yang serius.
Perubahan perilaku dalam mengonsumsi informasi, kurangnya pendidikan literasi, serta pengaruh teknologi menjadi faktor yang memperburuk situasi ini.
Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis dan kolaboratif untuk kembali meningkatkan minat baca masyarakat demi masa depan yang lebih baik.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H