Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ulang Tahun yang Berbeda, Dek!

16 September 2024   16:12 Diperbarui: 16 September 2024   16:31 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikut cerpen ulang tahun untuk adikku, semoga kamu suka!

"Kue Ulang Tahun dan Bintang di Langit, lihat Dek teriakku hari ini."

Malam pun tiba, Ai sedang duduk di depan jendela kamarnya. Ia memandangi bintang-bintang yang berkelap-kelip di langit. Hari ini ulang tahunnya yang ke-41. Ia merasa ada yang kurang.

Biasanya, setiap ulang tahunnya, rumah akan ramai dengan suara tawa teman-teman dan saudara-saudaranya. Akan ada pula tumpukan hadiah di meja dan kue besar dihiasi lilin warna-warni. Namun, tahun ini berbeda.

"Kak, kenapa ulang tahunku sepi tahun ini? Mereka melupakanku ya, Kak" Tanya Ai dengan suara pelan saat kakaknya, Fina, masuk ke kamar. Wajah adiknya itu terlihat murung dan sedih.

Fina tersenyum. Ia membelai tangan adiknya dan duduk di sampingnya. "Tahun ini kita rayakan dengan cara yang berbeda, Ai." Katanya lembut sambil merangkul adiknya dengan penuh kasih sayang.

"Tapi Kak, aku ingin seperti dulu, ada pesta besar, ada abang-abang, dan teman-teman datang..." Ai menunduk. Ia berusaha menahan air matanya. Air mata pun mulai menggenang di sudut matanya.

Fina berpikir sejenak. Ia pun ikut bersedih. Tak ingin ikut murung apalagi terjebak dalam kungkungan kesedihan. Lalu, dengan semangat, ia berkata, "Bagaimana kalau kita buat malam ini menjadi lebih spesial dari yang pernah ada, Dek?"

Ai mengangkat wajahnya. Ia penasaran. Ia mengerutkan dahinya. 'Emang bisa?' Tanyanya dalam hati. Ia menatap wajah kakak satu-satunya, "Caranya?"

Tanpa menjawab, Fina segera bangkit dan mengajak Ai ke dapur. Di sana, kue sederhana sudah ada di atas meja. Kue itu dihiasi lilin kecil di atasnya. Bukan kue mewah seperti biasanya. Tapi ada kehangatan yang terpancar dari kue itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun