Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Akibat Bully, Adikku Kembali Kepadaku

31 Oktober 2023   17:46 Diperbarui: 31 Oktober 2023   18:08 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata benar, itulah yang kurasakan dalam imajinasi melankolisku kala itu. Sesudah orangtua kami tiada, semua berubah. Sama persis perubahan yang kurasakan saat adik-adikku menikah. Merasa kehilangan mereka. 

Mungkinkah adik-adikku juga merasakan hal yang sama di kala aku menikah dulu? Entahlah. Aku hanya bisa menerawang. Semua di luar nalarku.

Hingga sesudah dua tahun, salah satu anak Kamal menghubungiku melalui pesan, "Bou, ke mana lagi aku sekolah?" (Bou: Ante karena aku kakak ayahnya)

Begitu isi pesan whatsup keponakanku. Aku pun mengerutkan dahi. Tetap kubalas pesan itu.

"Bukannya kamu sudah sekolah di salah satu SMA unggul di Kampung, Roman?" Tulis dan tanyaku.

"Aku mau pindah, Bou!" Tulisnya lagi.

Akupun mengubah perpesanan menjadi panggilan.

"Halo, Man! Mengapa mau pindah?" Cecarku.

"Bou, aku hampir mati dipukuli anak murid Bou, Si Setra dan Rohan. Setra memukulku, Bou lalu Rohann memegangku. Seterusnya, Rohan memukulku lalu Setra memegangku. Begitu terus, Bou. Lama Bou, dari pukul 11 hingga pukul 01 malam. Kami dikurung guru asrama di kamar kelas XI." Begitu adunya.

'Innalillahi...' Hanya kata itu terucap di mulutku berulang-ulang. Dadaku bergemuruh. Napas tercekat. Air matakupun tak bisa kutahan lagi. Meskipun ayahnya, adikku Kamal memutus silaturahmi tapi dengan ponakan-ponakanku kami tetap saling menyayangi.

Aku tetap memberi mereka uang jajan bila pulang. Tetap mengunjungi mereka di kampung. Terbayang tubuh imutnya yang putih kurus dipukuli, ditinju, dan ditendang kaki Setra yang panjang dan Rohan bergantian. Selama tiga jam pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun