Pendidikan mereka di sekolah, urgen memperkuat literasi baru dan revitalisasi kurikulum berbasis digital. Akupun mewadahi mereka dengan wadah menulis jurnalistik daring.
Revitalisasi kurikulum itu mengacu pada lima nilai dasar  peserta didik yang baik, yaitu mereka harus memiliki ketahanan, mereka harus memiliki kemampuan beradaptasi, berintegritas, bahkan berkompetensi, dan peningkatan berkelanjutan.
Pendidik harus disiasati menjadi guru digital. Mereka harus paham komputer dan tentu terbebas dari penyakit akademis. Tujuan mewujudkan generasi berkompetensi tingkat tinggi, berkarakter pancasila, dan berliterasi merupakan PR guru.
Di sekolah SMP ini mereka pun mulai berlaku kritis melalui teks tanggapan kritis. Mereka bisa menanggapi beragam isu dan msalah yang tengah hot di tengah masyarakat.
Kompasiana selaku platform sungguh mempermudah kinerja kita guru. Menghemat kertas dalam kegiatan literasi di sekolah. Setelah mereka membaca di perpustakaan sekolah mereka bisa menulis puisi, cerpen, dan artikel di platform ini.
Tentang penumbuhan keterampilan, melalui pembiasaan menulis konten di kompasiana ini baik pelajaran, hiburan, dan sastra sudah diterapkan di sekolah. Jenis tulisan yang mereka tulis beragam.
Tidak harus menulis pelajaran, bisa juga menulis sastra, seperti cerpen, novel, Â puisi. Tujuan kegiatan menulis tersebut adalah untuk membudayakan cinta menulis di kalangan siswa.
Gerakan literasi selama ini masih sering diterjemahkan masyarakat sebagai gerakan membaca saja. Terjemahan masyarakat itu memang benar adanya. Sebab membaca adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa siswa di samping menyimak, berbicara, dan menulis.
Karena merupakan bagian dari literasi, membaca tidak bisa dilepaskan dari dunia pendidikan menulis. Pembaca yang baik adalah pembaca yang bisa menulis. Melalui membaca jalan untuk mendapatkan pengetahuan.
Orang bijak pun mengatakan bahwa buku jendela dunia. Bila buku jendela dunia, membaca kunci untuk membuka jendela dunia itu. Tanpa membaca, tidak mungkin terbuka jendela, tanpa membaca muridku tak bisa menulis..
Melalui platform ini dua kegiatan literasi sudah terjawab. Di sini muridku bisa membaca dan bisa menulis. Ibarat pepatah, sambil berenang minum air. Sambil menulis membaca. Sebab platform ini menyediakan beragam bacaan dalam kategori beragam. Bacaan-bacaan yang ditulis penulis dari berbagai penjuru dunia.