Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Guru dalam Membenahi Kaidah Berbahasa Indonesia pada Tulisan Siswa

23 Juli 2023   07:39 Diperbarui: 23 Juli 2023   07:56 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulai Selasa, 11 Juli 2023 lalu, di sekolah tempat saya mengajar sudah mulai melaksanakan Proses Belajar Mengajar (PBM). Adapun Senin, 10 Juli 2023, kami guru rapat persiapan PBM ke depan, siswa menyelesaikan administrasi dengan Tata Usaha Sekolah.

Seperti biasa saya berkenalan dengan mereka. Mata mereka menyiratkan rasa penasaran. Seperti apa saya mengajar?

Seperti kata pepatah, "Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta." Tentu perkenalan antara saya dan mereka urgen alias penting, dong. Maka sayapun memperkenalkan diri kepada mereka sambil bercanda.

"Oke, Ananda. Kenalkan, nama Ibuk pendek saja sama seperti orangnya. Tapi, manis, sama pula seperti orangnya. Manis!" Canda saya. 

"Yusriana, S.Pd.  Boleh Ananda panggil Buk Yus." Lanjut saya. Wajah mereka pun dari beku mulai mencair, menjadi tersenyum. Mereka mulai tertarik. Saya pun tersenyum.

Yah, saya harus menanamkan mindset di otak kecil mereka bahwa saya guru mereka yang manis. Mereka tak saya biarkan berpikiran liar hanya melihat kelemahan dan kekurangan saya dengan tinggi badan hanya 154 CM.

Perkenalan pun terus mengalir. Saya pun memanggil nama mereka satu demi satu sambil bercerita banyak hal. Di antara cerita banyak hal, saya pun menanyai kampung asal mereka.

Dari Pasaman, Pasbar, Solok, Darmasraya, Sawah Lunto, Sijunjung,  Jambi, Bengkulu, Lampung, Bekasi, Tangerang,  begitu penjelasan mereka. Bila sekampung dengan saya, saya pun bertanya lebih banyak.

Yah, memang siswa di sekolah saya terdiri atas dua jenis. Asrama dan non asrama. Siswa asrama berasal dari  berbagai daerah di Indonesia. Sedang non Asrama dari Padang Panjang, Tanah Datar, Agam, dan Bukittinggi. Beberapa dari luar daerah itu.

Jadilah perkenalan itu membuat kami saling tanya jawab, tersenyum dengan ceria. Mereka pun mulai berani bertanya seputar diri saya. "Ibuk guru apa, Buk?" Tanya salah seorang dari mereka.

Temannya pun sudah berani komentar. " Guru Bahasa Indinesia, kan Buk?" Tanyanya kepada saya dengan maksud memberi penjelasan kepada temannya yang bertanya tadi.

"Benar! Ibuk guru Bahasa Indinesia. Ke depan selama setahun di kelas IX ini, Ananda akan membahas tentang Teks Laporan Percobaan dengan Ibuk. Menulis Cerita Pendek, Berpidato, Mengkritik, Berdiskusi, dan banyak lagi kegiatan kita selama setahun." Jelas saya.

Binar-binar bahagia mulai tampak di wajah mereka. Saya pun merasa bahagia atas sambutan itu. Usai puas berkenalan selama 40 menit, rasa bosan mulai terlihat di beberapa wajah siswa.

Sayapun menyuruh mereka mengeluarkan kertas selembar. "Oke, sayang. Berkenalan secara lisan kita, kita sudahi. Sekarang keluarkan kertas satu lembar!"

Beberapa tangan menengadah kepada temannya. Meminta kertas. "Ke depan siapkan kertas masing-masing, ya. Ingat tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Silahkan Ananda cari buku-buku Ananda yang lama di rumah. Manfaatkan kertasnya yang masih tersisa."

Mereka pun tersenyum. Mudahan mereka faham atas apa yang saya sampaikan. "Oke bikin judul di kertas Ananda Peta Konsep Hidupku."

Sambil mereka menulis saya menjelaskan, "Masih ingat peta bukan? Peta merupakan gambaran permukaan bumi di atas kertas dengan skala tertentu. Sedang peta kita hari ini merupakan perjalanan atau rencana hidup Ananda dari lahir hingga meninggal dunia."

Kerangka peta konsep hidup kita, sama seperti layaknya Kerangka Peta Konsep Hidup Manusia apa adanya. Berlaku untuk semua manusia. Agar hidup kita terarah, kita perlu memiliki rencana hidup. Meski yang memutuskan Allah.

Pada paragraf 1, silahkan Ananda tulis identitas diri Ananda. Paragraf 2 cerita tentang orangtua, paragraf 3 cerita jumlah saudara, paragraf 4 kondisi keluarga Islam Ananda, paragraf 5 tentang cita-cita Ananda, paragraf 6 apa saja hobi Ananda.

Lanjut paragraf 7 sejarah pendidikan Ananda mulai dari PAUD, paragraf 7 TK, paragraf 8 SD, paragraf 9 masuk MTsN Padang Panjang kelas 7, 8, dan rencana di kelas 9. Paragraf 10 rencana masuk SMA-nya, paragraf 11 rencana kuliah di Perguruan Tinggi, paragraf 12 tamat kuliah, kelak kerja di mana?

Paragraf 13 suasana bekerja, paragraf 14 umur beli rumah, beli mobil, paragraf 15 selesai tahfizh 30 juz umur berapa, paragraf 16 naik haji ke Mekkah, paragraf 17 rencana menikah umur berapa, paragraf 18 rencana punya anak berapa?

Paragraf 19 perlakuan untuk orang tua Ananda kelak bagaimana? Paragraf 20 target sedekah Ananda tiap bulan berapa? Paragraf 21 usaha untuk negara apa? Paragraf 22 meninggal nanti dalam keadaan husnul khotimah yang bagaimana?

Saya pun memberikan contoh tiap paragraf secara lisan dan sesuai pertanyaan yang muncul dari mereka. Saya sengaja memberi contoh lisan agar mereka tak menyontek bila diberi contoh tertulis.

Tujuan saya ingin mengecek Kaidah Berbahasa Indonesia mereka. Semua kaidah harus mereka kuasai dalam menulis. Setelah selesai menulis di atas kertas, saya pun menjadikan peta konsep sebagai tugas di rumah.

Inilah salah satu dari peta konsep yang mereka buat. Ada 19 kesalahan Kaidah Berbahasa Indonesia yang saya temukan pada tulisan siswa ini. Mulai huruf kapital dan seterusnya.

"Namaku Raehan Rizqillah aku biasa dipanggil oleh teman dgn nama raehan atau riz.
Aku lahir di Blangke, pada tanggal 08 Desember 2008, yang dilahirkan dari pasangan suami istri yang romantis dan harmonis,
ayah saya bernama  Arminto dan ibu saya bernama Mairiswati
Saya adalah anak ke-2 dari pasangan tersebut.

Saya seorang muslim yang taat menjalankan ibadah, orang tua ku juga muslim yang taat, taat akan agama nya.

Saya bercita cita menjadi dokter karena saya ingin menyelamatkan orang dari penderitaan berupa penyakit dsb, saya memiliki hobi di bidang olahraga cabang sepak bola.

Saya memulai pendidikan dari PAUD, TK, SD hingga saya berada di kelas 9 MTsN Padang Panjang dan setelah lulus saya bertekad masuk SMA 1 SUMBAR dan setelah tamat dari SMA saya berkeinginan masuk perguruan tinggi di UI atau UNAND dan jika berkesempatan saya melanjutkan S2 dan S3.

Dan setelah cita-cita saya tercapai hal yg pertama saya ingin lakukan adalah menghajikan ke-2 org tua saya lalu saya akan mencari jodoh di usia 24 tahun, dan jika Allah masih memberi saya umur panjang saya ingin meninggal dalam keadaan husnul khotimah pada usia 80 keatas dengan catatan tidak terkena faktor U  atau pun penyakit tua lainnya.

Sekian konsep hidup yg saya ingin kan, saya akhiri wabillahi taufiq walhidyah wassalmualaikum warohmatullahi wabarokatuh..."

Contoh memeriksa Kaidah Kebahasaan. Dokpri
Contoh memeriksa Kaidah Kebahasaan. Dokpri

Berhasil Go di Kompasiana, Foto dokpri
Berhasil Go di Kompasiana, Foto dokpri

Nah, guru dan siswa pasti pusing dong memperbaiki kaidah tulisan siswa di atas? Guru tak tega menyuruh siswa mengulang menulis dan siswa pun akan kesal ketika disuruh mengulang tulisan mereka. Meskipun untuk merevisi agar baik dan benar.

Gunakan tips berikut untuk Membenahi Kaidah Berbahasa Indonesia pada Tulisan Siswa. Tips ini juga bisa diterapkan semua guru dari mata pelajaran lain agar Kemampuan Menulis Siswa Baik dan Benar.

Pertama, Memanfaatkan WhatsUp (WA)

Suruh siswa menulis tugas mereka di WA. Lalu dikirim jalur pribadi (japri). Memperbaiki tugas siswa lebih mudah di WA. Siswa hanya sekali kesulitan mengetik di WA. Namun, perbaikan mudah. Dengan mengklik tulisan, menyalin, menempel, dan mengedit, lalu kirim.

Kedua, Koreksi Tulisan Siswa

Setelah siswa mengirim tugas mereka kepada kita di WA melalui chat biasa dan japri, lalu koreksi kesalahan tulisan siswa. Dengan mempereteli kesalahan per paragaraf.

Siswa pun bisa mengedit tulisan mereka dengan cara klik tulisan, salin, tempel, edit, dan kirim sehingga tiap siswa faham kesalahan kaidah berbahasanya.

Ketiga, Buat Group

Buatlah group siswa agar kita mudah menyampaikan infirmasi kaidah kebahasaan. Informasikan EYD atau Kaidah Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar di group. Ketika mereka butuh konsep, mereka tinggal membaca group.

Screenshoot by Yusriana
Screenshoot by Yusriana

Dokpri
Dokpri

Keempat, Publikasikan Tulisan Mereka

Agar siswa termotivasi dalam belajar, tak ada salahnya kita publikasikan tulisan mereka. Mereka sudah memiliki akun sendiri untuk go menulis di media sosial.

Tulisan siswa di media sosial ini pun sangat bermanfaat bagi kita guru. Selain untuk membenahi kaidah berbahasa mereka, tulisan pun dapat kita manfaatkan untuk:

1. Mewujudkan literasi Sekolah
2. Menyalurkan minat bakat menulis siswa
3. Mengangkat derajat siswa di dunia jurnalustik
4. Meng-GO-kan siswa pada media sosial
5. Menyumbangkan prestasi menulis untuk sekolah
6. Memberikan nilai A gemuk untuk akreditasi sekolah di masa datang

Itulah cara mudah dan inovatif bagi kita guru mewujudkan tulisan siswa yang sesuai Kaidah Berbahasa Indonesia Siswa. Tanggung jawab semua guru. Bukan guru Bahasa Indonesia saja. Tapi semua kita_Guru.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun