Usai duduk dan kongko biasanya kami pun bikin kesepakatan. Mencuci pakaian dan piring kotor ke sungai. Bendungan Sontang. Tak tinggal kami membeli mie instan lalu memasak di sana.
Memasak bukan pakai kompor atau gas. Tapi pakai kayu bakar. Makanan yang dimasak dengan kayu bakar lebih wangi dan nikmat. Kayu bakar sangat mudah mendapatkan di kebun dan tepi-tepi bendungan.
Biasanya kami memasak mie pedas. Bibir terasa jontor usai makan.Â
Saat merantau akan terhalang jarak dengan mereka, sahabat, dan orang-orang terdekat. Keluarga, kerabat, dan sahabat, mereka tak bisa lagi ditemui secara langsung. Mereka pun mulai sungkan bersahabat.
Walaupun masih terhubung via chat ataupun videocall, rasanya tetap berbeda. Tak seakrab dulu lagi.
Kerinduan pada mereka membuat kita sedih dan ingin pulang. Bila tak ingat tujuan awal merantau, ya pasti pengen tancap gas pulang. Ya terus tegar dan yakini bahwa perjuangan akan berakhir bahagia.
Di mana bumi di pijak, di situ langit dijunjung.
Keempat, makanan khas daerah
Poin berikut yang menjadi daya tarik pulang adalah makanan khas. Meski di rantau ada gulai ayam, tapi ayam gulai di kampung lebih enak. Makanan akan jadi salah satu yang paling kita rindukan.
Baik itu makanan rumahan seperti gulai ikan, ayam,daging, ataupun makanan yang dijual di rumah makan, ada mie khas Pasaman. Meski ada di rantau tentu akan beda rasanya dengan yang kita temui di kampung.
Kelima, kolam, sawah, dan kebun