Waduh, memang berat. Jadi, sengaja saya curhat seperti ini sebagai ungkapan permintaan maaf kepada teman-teman kompasianer. Mungkin kecewa karena sudah memberi nilai dan komentar tetapi saya belum membalas. Saya frustasi, Min dengan inovasi kuning ini.
Yah, akibat lamban dan berubahnya kinerja jari ini, saya pun lama-lama mengantuk. HP jatuh dan saya tertidur. Tertidur duduk, lho. Hingga banyaklah hutang beri nilai dan beri komentar di platform ini. Sekali lagi maaf ya sahabat semua. Ich liebe dich... sobat kompasianer.
Sejak memakai tampilan kuning di atas terasa lambannya sinyal dan gerak aktif klik foto para sahabat. Mungkin perasaan me saja.
Tips Jaga Sehat Usai Lebaran
Selamat Idulfitri, dululah sahabat Kompasianer! Sudah berapa macam hidangan yang disantap? Makanan favorit yang selalu bikin nambah lagi dan lagi bukan? Terus sudah berapa rumah kerabat yang dikujungi dan dicicipi hidangannya? Waw waw waw. Kenyang.
Hidangan Idulfitri memang nikmat sobat dan sangat menggoda! Pasti sulit menolak pesona rendang, kuah opor, merahnya minyak kalio, ayam panggang, dan emping yang garing. Begitu pula kue-kue kering, kacang mede, dan es-es buah warna merona. Miyamiiiiiii....
Hati-hati. Santan, jeroan, kue, lemak, garam, dan gula tak boleh masuk banyak ke dalam tubuh kita. Dilansir dari Tribunnews, ahli penyakit dalam RSCM sekaligus Kompasianer Prof. Dr. dr. Ari F. Syam mengatakan bahwa biasanya rumah sakit dipenuhi pasien beberapa hari setelah lebaran usai lho. Naudzu billah.
Bila ada keluhan  yang diakibatkan oleh pola konsumsi berlebih segera atasi ya. Terutama bagi yang punya riwayat kolesterol, stroke, gula darah, hipertensi, dan asam urat.
Apa saja yang dapat dilakukan para Kompasianer bila ada keluhan? Bagaimana cara mengantisipasinya supaya bisa menikmati sajian tanpa waswas? Adakah batasan yang perlu diketahui?
Lalu jika sudah telanjur terjadi, bagaimana cara mengatasi gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pola konsumsi pasca lebaran?Â
Pertama, puasa lagi