" Dah, kita shalat dulu, yang-yang mama! Sambil nunggu nasinya, tanak ya! Besok bila mama telat pulang bantu masak nasi ya, yang-yang!" Rayu saya merasa bersalah.
Kami pun berwudhu. Kemudian shalat. Kebiasaan kami memang usai makan takjil lalu sambung dengan sepiring nasi. Baru shalat maghrib dan mengaji sambil menunggu isya dan tarawih.
Saat shalat, saya pun teringat dua nasi bungkus di jok. Duh, merusak shalat saja. Usai shalat, saya segera menuju jok motor. Kami pun segera menyantap makanan khas Sumbar itu dalam sekejap. Duh, nikmat sekali memang nasi Padang.Â
Pantas saja terkenal di mana-mana. Sekian cerita inspiratif kami di bulan Ramadhan. Selamat mencoba bikin bubur sumsum. Enak dan kamek rasanya.
Tabik salero mancaliaknyo. Baa ka indak. Paruik sadang lapa. Nampak nasi Padang. Ngeces pun tak bisa dibendung. He he he
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H