Nostalgia ikan mas di bulan RamadhanÂ
Nostalgia ikan mas ini tiba-tiba teringat oleh saya setelah mendapat kabar pada tulisan Kompasianer Ronny Rachman Noor bahwa di Australia, ikan mas dibasmi karena menjadi hama.
Duh, sedih saya melihat ikan-ikan itu. Doa mereka kepada Allah "Kami adalah makanan manusia." Tiba-tiba saya ingat kampung halaman, dari kecil kami membudidayakan ikan mas. Ikan mas santapan wajib terutama di bulan Ramadhan. Saya sarjana pun oleh hasil penjualan ikan mas.
Oke, kita lanjut ya. Nostalgia sudah kita bahas di tulisan pertama. Nostalgia sesuatu atau peristiwa yang jauh terjadi di masa lalu. Tentu sulit buat dilupakan, seperti nostalgia saya dengan ikan mas ini.
Nostalgia itu enaknya dibawa duduk, tangan menopang dagu, dan mata menatap jauh ke depan. Maka klip-klip setiap momen nostalgia dengan ikan-ikan itu akan berpendar-pendar di depan mata.
Tanpa sadar, saya akan tersenyum, sedih, dan adakalanya terharu. Saya masih ingat setiap nostalgia masa kecil dengan ikan itu di kampung. Apalagi di moment Ramadhan seperti sekarang.
Semua yang terkait dengan momen ikan itu sudah meninggalkan kami. Nenek meninggal tahun 2002, ayah saya tahun 2005, dan mama saya tahun 2021 lalu.
Saya anak sulung dari 5 bersaudara. Adik saya 3 cowok di tengah dan paling kecil perempuan. Jarak umur saya dengan adik cewek atau si bontot 8 tahun. Tak bisa diharap dong buat bantu di dapur ketika saya berumur 12-14 tahun.
Usia 12-14 tahun ini, usia paling berat dalam hidup saya. Ada keharusan di kampung kami bahwa usia ini, anak sudah ke dapur. Terutama anak sulung. Baik laki atau perempuan sama saja ke dapur.