Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Manfaatkan Medsos dengan Pintar untuk Meraih Nilai Tinggi di Rapor Anak Lelaki

3 Januari 2023   22:43 Diperbarui: 4 Januari 2023   19:33 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial atau dunia maya secara tak langsung sangat besar manfaatnya bagi dunia pendidikan. Terutama bagi kita selaku orang tua yang sibuk bekerja dan harus mendampingi buah hati ketika belajar agar mereka pintar.

Meski pintar, kelak mereka tak merasa bahwa mereka pintar atas usaha seorang diri saja. Tapi pintar karena asuhan Ayah Bunda. Perjuangan Ayah Bunda.

Pendampingan orang tua saat mereka tumbuh kembang memang sangat penting. Sehingga tak ada anak yang menulis surat lagi seperti ini.

Begini sebagian curhatan seorang anak tentang "Ayah dan Ibuku, Guru Jaman Now....!!!!"

Pada situs https:// www. hanapibani. com /2017/12/ ayah-dan-ibuku-guru-jaman-now.html?m=1

" Oh Allah Benarkah begitu? Bolehkah aku menangis? Bolehkah aku marah? Ayah ibuku setiap hari tidak ada waktu untukku. Subuh mereka berangkat kerja ke sekolah. Sore menjelang malam mereka pulang dengan wajah lelah.

Miris. Anak sudah dibesarkan, malah berkeluh kesah, marah menyesali orang tuanya.  Anak serasa tak bersyukur. Bukan jadi guru saja sektor pekerjaan berat. Jadi petani lebih berat lagi. Semua pekerjaan punya konsekuensi.

Intinya, zaman berubah dari jadul ke modern, dari modern ke globalisasi dan keterbukaan. Generasi, berubah dari Generasi Baby Boomers ke generasi milenial, generasi Z, dan generasi Alpha.

Namun, hati, perasaan, atau kebutuhan manusia tetap sama. Butuh perhatian, belaian, pelukan/dekapan hangat, dan kasih sayang Ayah Bundanya.

Anak petani, buruh, karyawan, guru, pengusaha, dan pejabat pemerintah sekalipun, mereka butuh kasih sayang. Tak bisa digantikan nenek, pembantu, apalagi tetangga.

Bentuk kasih sayang yang mereka butuhkan, temani mereka saat belajar. Terutama anak lelaki. Anak perempuan juga. Hanya saja, anak lelaki lebih membutuhkan kasih sayang (pendampingan penuh) daripada anak perempuan saat belajar. 

Kadang mereka bersikap cool (sejuk, menenangkan) seolah bisa menyelesaikan semua sendiri. Tetap tenang dan tak ada wajah khawatir.

Jangan percaya Ayah Bunda. Anak lelaki, tipe penampilan cendrung meniru ayah. Masalah yang ada tak nampak di permukaan. Kasus besar kecil sama saja. Main bola terus. Ke sekolah pun semangat.

Bagi anak lelaki, teman utama. Dihukum bu guru biasa, tapi dicuekin teman no! Itu prinsip hidup mereka berdasar apa yang saya lihat dari 3 saudara lelaki saya dan 2 putra saya, plus murid-murid saya yang laki-laki.

Suatu hari, saya keluar dari Masjid usai shalat dhuha di sekolah. Saya lihat putra saya, saat itu duduk di kelas 8 SMP berada di luar kelasnya. Nungging-nunging seperti menulis di tangga lantai dua sebelah kelasnya. Meskipun menungging, saya tahu itu putra saya.

Saya amati terus dari lantai dua Masjid. Lelah menungging, iapun membalikkan badannya dan melakukan peregangan. Hops. Mata kami bersitatap. Ia menatap ke saya dan sayapun menatapnya. Saya melambai dan ia balas melambai.

Saya tersenyum. Pasti ia tak membuat tugas di rumah. Kebetulan kami pulang kampung mengantar belanja nenek. Sampai di Padang Panjang, sudah pukul 11 malam.

Pasaman - Padang Panjang PP atau pulang pergi 8 jam plus mereka mandi-mandi di Bendungan Sontang. Al hasil, tugas anak tak terpantau. Tentu, saya selaku orang tua yang salah. Itulah, salah satu kasus penyebab anak lelaki tak membuat tugas.

Di rumah, orang tua tak bertanya, apakah ada tugas. Di kelas, tentu ia mendapat teguran, mungkin amarah dari gurunya hingga diberi sanksi keluar kelas dan kerjakan tugas di luar kelas karena guru dan siswa lain akan mengoreksi tugas.

Bukan sekali dua kali lo Bun, anak lelaki saya tak bikin tugas. Tapi sering dengan alasan: lupa menulis soalnya, buku ketinggalan di kelas, dan buku dipinjam teman.

Demikian juga murid lelaki saya di kelas, catatan dan tugas tak ada. Untuk mengantisipasi mereka, setiap belajar, saya memeriksa catatan mereka. Tugas dikerjakan di jam belajar dengan soal berbeda.

Bahkan mereka saya suruh menulis tugas dengan model surat cinta kepada Ibu atau Ayah mereka. Beberapa di antara mereka nampak hilang akal, bengong, terpana tapi bukan kagum karena tugas yang saya berikan.

Butuh kesabaran membimbing mereka hingga pandai menulis satu dua tiga paragraf. "Bagaimana memulainya, Bu?" Tanya mereka dengan lugunya kala itu. Duh, cukup pusing. Pusing karena murid dan anak lelaki saya.

Terpaksa saya putar otak. Bagaimana menyiasati anak lelaki saya dan mereka murid lelaki agar bisa terselamatkan.

Tiba-tiba sayapun ingat Androind. Bukankah ada android? Mengapa saya tak memanfaatkan android? Android bisa mengakses berbagai media sosial seperti browsher dunia maya, pesan whatsapp, twiter, facebook, dan instagram.

Medsos ikut berperan dalam mendewasakan pendidikan di Indonesia bahkan dunia. Demikian juga pada lingkup pendidikan dan tugas anak di sekolah. Tentu media itu bisa dimanfaatkan. Bagaimana tipsnya?

Ini dia, cara "Memanfaatkan Medsos dengan Pintar untuk Menaikkan Nilai Rapor Anak Lelaki".

Pertama, Mencari Nomor HP Anak Pintar di Kelasnya

Biasanya anak pintar di kelas, anak perempuan. Usia mereka masih malu-malu berinteraksi dengan teman ceweknya. Maka Ayah Bunda bisa berkonsultasi dengan wali kelas untuk mengetahui siapa anak pintar di kelasnya. Lalu minta nomor HP-nya.

Tips saya yang pertama mengumpulkan 3 nomor HP. Nomor HP itu pun sudah saya konfirmasi kepada pemiliknya. "Bolehkah ibu bertanya, adakah PR atau tidak tiap malam, Nak?"

Begitu pertanyaan saya kepada anak-anak cewek pintar itu. Ternyata mereka bersedia. Nah, sejak itu, tiap malam, saya mengirimi mereka pesan. " Adakah PR atau lanjutan tugas lain hari ini, Nak?" Alhamdulillah mereka antusias merespon.

Bahkan saling kenal dengan ibu mereka. Curhatan dan berbagi cerita cara mendidik anak. Ingat ya, Ayah Bunda, cuma nanya ada PR atau tidak? Adakah tugas tambahan catatan.

Jangan meminta tugas yang sudah siap kepada mereka. Itu melanggar perjanjian. Merusak masa depan anak-anak kita. Juga membuat si pemilik HP merasa tak aman dan nyaman. Tersaingi.

Kedua, Gunakan Dunia Maya untuk Mencari Bahan Ajar Sesuai PR atau Tugas Anak

Diantara browser terbaik dan tercepat yang bisa dan  patut Ayah Bunda coba, ada Google Chrome, Mozilla Firefox, Opera, Maxthon, Vivaldi, UC Browser, Microsoft Edge, Apple Safari,  brainly, dan sebagainya.

Browser dapat Ayah Bunda akses guna mencari tugas dan bahan ajar mata pelajaran mereka. Ini langkah kedua yang Ayah Bunda tempuh setelah mendapat nomor HP teman pintarnya.

Bantulah anak mencari modul, artikel, atau buku eloktronik sesuai tugasnya. Tak ada salahnya orangtua turut belajar. Agar kita faham sulitnya fase yang mereka lalui. Makanya tak boleh menuntut mereka memperoleh nilai 100 semua mata pelajaran.

Rasa empati orang tua kepada anak mucul dan rasa empati anakpun kepada orang tua muncul. Beri mereka pelukan dan penguatan karena jari kecilnya dan otak kecilnya, sejatinya lelah.

Ketiga, Latih Anak dengan Soal-Soal yang ada dibrowser

Saya tak bisa matematika, fisika, biologi, dan bahasa Iggris. Saya suka ilmu-ilmu sosial. Maka saya memanfaatkan browser. Saya tulis soal sesuai tugas anak yang ada di browser itu.

Kadang Bun, saya temukan di browser itu soal yang persis tugasnya. Lengkap sama jawabannya. Di syukuri dan dirahasiakan dulu kepada anak. Biarkan ia bekerja dulu.

Tunggui ia mengerjakan soal itu. Lalu periksa dan beri nilai 100 jika ia betul semua. Misalnya pilih 3 soal matematika. 

Catat soalnya dari browser, Bun, lalu suruh anak mengerjakan ke-3 soal itu. Periksa sesuai kunci. Meskipun kita tak bisa Matematika, akhirnya bisa. Begitu juga untuk tugas, Fisika dan lainnya.

Metode kedua ini sangat membantu anak dalam mengerjakan dan memahami tugas, sekaligus membantu Ayah Bunda jadi gurunya.

Sudah menyerupai guru profesional. Cara ini pun menghemat biaya. Anak tak perlu les. Pendamping guru les untuk mapel bahasa Inggris saja. Duduklah di dekat anak saat ada guru lesnya sebagai bentuk empati.

Berdua mendampingi si abang atau anak lelaki saya belajar bahasa Inggris sekalian adeknya. Metode inipun sudah dicobakan kepada kedua putra dan putri saya. 

Seperti anak tertua, kedua dan ketiga saya, metode ini ampuh menaikkan nilai rapor mereka minimal peringkat 6 karena sejatinya nilai rapor itu 80 % nilai tugas dan ulangan harian, 20 % nilai ujian semester anak. 

Logiskan, jika tugas dan penilaian harian rendah, nilai raporpun rendah. Tapi sebaliknya, jika tugas dan nilai harian tinggi atau lengkap, maka nilai rapor pun tinggi. 10 besar dari 33 siswa bisa mereka raih.

Keempat, Minta Anak Melengkapi Catatan dengan Materi di Browser

Selain membahas soal dan mencari buku atau bahan ajar di browser, kadang saya juga meminta temannya kirim foto catatan dengan whatsapp atau facebook mereka. Biar anak ada interaksi di medsos yang terpantau. Ini cukup menghibur mereka.

Setelah foto didapat, anakpun mulai melengkapi catatannya. Di sekolah, kadang mereka tak berminat mencatat. Jika catatan temannya sedikit, saya suruh lengkapi sesuai yang ada di browser.

Baik materi maupun contoh soal-soal. Seperti saya sebut di atas,  kadang, pada browser, anak pun menemukan tugas pribadinya. Hingga memudahkan ia mengerjakan tugas.

Kelima, Ajak Anak Setiap Malam Berlatih sesuai Jadwal atau Daftar Pelajarannya. 

Sebagai penutup kiat, tiap malam anak harus berlatih. Minimal satu, dua, tiga soal untuk mata pelajaran eksakta dan satu halaman untuk jenis hafalan, seperti IPS dan mata pelajaran hafalan lainnya.

Bunda tinggal menutup catatan mereka. Lalu ujilah. Bunda sudah mahir dong memanfaatkan soal-soal di medsos dengan pintar. Bunda tinggal menunggu kejutan nilainya ketika menerima rapor. Anak lelaki kita pun sudah bisa menegakkan kepalanya saat ada debat atau diskusi di sekolahnya.

Bahkan anak lelaki itu sudah oke menjadi tutor teman sebaya di sekolahnya. Siap melaju ke jenjang pendidikan selanjutnya dengan percaya diri.

Tips ini bisa juga Bunda pakai dan terapkan untuk anak cewek, kok. Selamat mencoba ya, Ayah Bunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun