Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mentalitas Orangtua Jelang Pendaftaran Sekolah Baru

11 Desember 2022   21:11 Diperbarui: 12 Desember 2022   18:46 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada sekolah formal harus mutlak didapat. Jika syarat menuju ke sana tak terpenuhi mengapa harus dipaksakan. Sekolah bukan masalah gengsi dan prestise. Tujuan utama sekolah adalah membuat anak menjadi pribadi yang baik dan bahagia.

Ilustrasi PPDB : viva.co.id
Ilustrasi PPDB : viva.co.id

Seringkali mentalitas orangtua ingin menjadikan anak sukses dan berhasil ternyata malah jadi bumerang dengan memaksakan mereka di sebuah sekolah tertentu. Jangan sampai niat baik membuat luka pada diri anak secara mental dan dampaknya jangka panjang, atau seumur hidup mereka.

Mentalitas apa saja yang membuat anak berbahaya di masa depannya akibat mentalitas orangtuanya dalam memilih sekolah? Mentalitas ini perlu orangtua ubah dan tinggalkan.

Pertama, Berusaha Mengabulkan Semua Keinginan Anak

Orangtua mana yang tak senang melihat anak tertawa, girang, dengan jajanan, dan gadget baru, semua orangtua ingin ini. Tapi hal itu sebenarnya semu. Tak semua keinginan mereka bisa orangtua penuhi.

Orangtua memiliki keterbatasan kemampuan, umur, dan uang untuk memenuhi kebutuhan anak seumur hidup mereka. Maka ajari anak untuk menemukan kebahagiaannya sendiri. Biarkan ia memilih sekolah impiannya. Biarkan ia berusaha mencapainya.

Orangtua hanya sebagai pengawas, penyedia fasilitas, dan mengevaluasi sambil mengarahkan kepada yang baik dan benar. Baik dan benar tentu sesuai kaidah norma agama dan hukum.

Orangtua tidak akan pernah bisa memaksa seorang anak untuk bahagia dengan segala yang orangtus berikan. Jadi tak perlu selalu berusaha untuk mengabulkan keinginan anak.

Hal yang paling dibutuhkan anak adalah orangtua selalu ada di saat mereka bahagia maupun sedih terutama di titik terendah pencapaian mereka.

Kedua, Membuat Anak Terlena dalam Manja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun