Tak ada sekolah formal harus mutlak didapat. Jika syarat menuju ke sana tak terpenuhi mengapa harus dipaksakan. Sekolah bukan masalah gengsi dan prestise. Tujuan utama sekolah adalah membuat anak menjadi pribadi yang baik dan bahagia.
Seringkali mentalitas orangtua ingin menjadikan anak sukses dan berhasil ternyata malah jadi bumerang dengan memaksakan mereka di sebuah sekolah tertentu. Jangan sampai niat baik membuat luka pada diri anak secara mental dan dampaknya jangka panjang, atau seumur hidup mereka.
Mentalitas apa saja yang membuat anak berbahaya di masa depannya akibat mentalitas orangtuanya dalam memilih sekolah? Mentalitas ini perlu orangtua ubah dan tinggalkan.
Pertama, Berusaha Mengabulkan Semua Keinginan Anak
Orangtua mana yang tak senang melihat anak tertawa, girang, dengan jajanan, dan gadget baru, semua orangtua ingin ini. Tapi hal itu sebenarnya semu. Tak semua keinginan mereka bisa orangtua penuhi.
Orangtua memiliki keterbatasan kemampuan, umur, dan uang untuk memenuhi kebutuhan anak seumur hidup mereka. Maka ajari anak untuk menemukan kebahagiaannya sendiri. Biarkan ia memilih sekolah impiannya. Biarkan ia berusaha mencapainya.
Orangtua hanya sebagai pengawas, penyedia fasilitas, dan mengevaluasi sambil mengarahkan kepada yang baik dan benar. Baik dan benar tentu sesuai kaidah norma agama dan hukum.
Orangtua tidak akan pernah bisa memaksa seorang anak untuk bahagia dengan segala yang orangtus berikan. Jadi tak perlu selalu berusaha untuk mengabulkan keinginan anak.
Hal yang paling dibutuhkan anak adalah orangtua selalu ada di saat mereka bahagia maupun sedih terutama di titik terendah pencapaian mereka.
Kedua, Membuat Anak Terlena dalam Manja