Hari ini Ibu guru Mahrani mengawas ujian di ruang 12. Dari ruang guru ia harus melewati 10 kelas hingga sampai di ruang 12. Salah satu ruang menjorok ke kanan. Ruang itu berada di belakang ruang 7 dan 8.
Sepanjang koridor yang ia lewati, semua masih bersih. Anak-anakpun tak ada yang di luar kelas. Semua sudah duduk rapi di kelasnya masing-masing.Â
Ia pun telah sampai di pintu ruang 12. Membaca salam di pintu masuk. Setelah anak-anak menjawab salamnya, barulah ia masuk.Â
Terlihat Mahrani melempar pandang ke seluruh penjuru kelas ruang ujian. Duh, sampah kertas, pembungkus kue berjejer-jejer di bawah meja dan kursi guru.
" Satu sampah denda 500 rupiah, Nak! Segera ambil sampah di bawah meja, di bawah kursi, di samping meja kiri-kanan, samping kursi kiri kanan, dan di depan meja juga meja guru." Perintah Mahrani.
Semua bergegas memilih sampah. Mereka patuh dan semangat mengambil sampah itu. Sambil menyaksikan anak-anak memunguti sampah, sempat melintas hayal Mahrani semua guru peduli sampah. Otomatis sekolah bersih dan kinclong.
"Sekarang kita ujian Bahasa Indonesia, sebelum ujian dimulai silahkan ke kamar kecil dulu. Nanti tak ada yang izin lagi selama ujian berlangsung." Lanjut Mahrani.
Lagi ke 25 siswanya patuh. Mereka segera menuju kamar mandi. 5 menit berlalu, satu demi satu telah kembali. 7 menit berlalu dan menit ke 10 semua lengkap. Waktu tepat pukul 07.30. Ujian pun dimulai.
90 menit kemudian, siswanya mulai gelisah. Ada yang menyanyi kecil, kasak-kusuk, bahkan tiduran.Â
"Sudah selesai nampaknya,Nak. Ayo antar ke depan soal dan lembaran jawabannya. Mulai nomor urut pertama." Suruh Mahrani.
Satu-satu siswa itu mengantar lembaran soal dan lembaran abonya. Semua terurut rapi mulai nomor terkecil hingga nomor paling besar. Praktis.