Kedelapan, mereka juga kadang butuh tenda darurat, peralatan masak, genset listrik, lampu darurat, alat-alat berat untuk evakuasi korban, pompa air darurat, peralatan medis, selimut, peralatan makan minum, dan lain sebagainya.
Kesembilan, berikutnya mereka butuh bantuan perbaikan fisik atas segala kerusakan aset pribadi (rumah) dan fasilitas umum (jalan, jembatan, jaringan listrik, jaringan telepon, saluran air, dll. Meski rumah darurat saja. Sebab terlalu lama di pengungsian tentulah tak sehat.
Kesepuluh, mereka juga membutuhkan bantuan bimbingan konseling, rohani, dan moral karena bencana bisa menyebabkan orang menjadi stres hingga depresi, dan juga gila. Terutama mereka yang ditinggal mati suami atau istri, dan anak.
Kesebelas, untuk menyalurkan bantuan agar jangan terlalu lama oleh birokrasi harus ada pula bantuan transportasi (darat, laut, udara). Menyalurkan bantuan untuk korban bencana, memindahkan korban bencana dari satu tempat ke tempat lain harus cepat.
Bantuan tim penolong dan relawan untuk menyelamatkan korban bencana yang masih terperangkap dalam reruntuhan, bantuan tim medis untuk menjaga kesehatan korban bencana juga tidak boleh dilupakan.
Bantuan pengamanan dari kepolisian hingga militer untuk mengamankan aset-aset korban bencana dan pemerintah apalagi. Terakhir diperlukan nanti adanya bantuan modal atau pekerjaan agar mereka Saudara kita di Cianjur bisa memulai hidup pasca bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H