Kedua, menghindari sifat bohong atau berdusta,
Ketiga, mencegah kebiasaan mencuri dari dini,Â
Keempat, mendidik anak jentelmen atau bertanggung jawab, dan...
Kelima membiasakan anak meminta maaf jika salah.
Sekolah formal, sekolah berasrama, kos-kosan, sudah sering dihebohkan dengan musimnya sesama siswa atau penghuni mengambil uang dan barang temannya.
Tak sedikit yang hilang, sampai berjuta. Kalau tak salah sekitar 2,5 juta. Rencana uang ini untuk membayar uang asrama.
Kehilangan 100 ribu, 50 ribu, dan seterusnya, sebetulnya sudah dilapor. Guru sedang mikir cara menangkap pelaku, eh kehilangan pula 2,5 juta.
Saya pun memberi ide untuk memancing. Kami taruh uang 50 ribu di atas kasur, ia pun terjebak. Semua badannya sudah digeledah, tinggal satu bagian yang belum. Kaus kaki. Ketika kami suruh membuka kaus kaki, ia keberatan.
Dengan bujuk rayu, ia pun bersedia membuka kaus kakinya. Uang 50 ribu ada di sana. Uang itu sudah diberi kode nama saya. Ia pun menangis. Meminta maaf. Kejadian itu ketika masih duduk di kelas 7 SMP. Apa daya nasi sudah jadi bubur. Yah, keluar dari sekolah dan orangtua ganti rugi.
Begitu juga salah seorang, orangtua murid menelepon saya. Uang dan kotak pensil anaknya hilang. Uang di dalamnya memang 60 ribu saja. Anak ini menangis tak ada ongkos untuk pulang. Teman sekolahlah yang meminjamkan ongkos untuk pulang.
Razia tas mereka dadakan saya adakan. Hari itu siswa putra sholat Jumat. Dibantu siswa putri semua tas digeledah. Tinggal satu tas yang belum selesai digeledah.