Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Simbol Jari Tak Senonoh Anak ketika Berpose dan Berkomunikasi, Waspada Ayah Ibu

26 November 2022   19:36 Diperbarui: 26 November 2022   20:35 5512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketiga, membuka telapak tangan

Membuka telapak tangan dan menghadapkan telapak tangan di negara kita banyak makna. Bisa berarti stop, bertanya, menyilakan, mengajak.

Ketika ada pertanyaan, kita pasti akan mengacungkan telapak tangan kita ke atas. Namun, di Yunani, dilarang membuka telapak tangan seperti saat mengajukan pertanyaan.

Di Yunani, isyarat tangan seperti itu sama dengan tanda penghinaan. Negara Afrika, Pakistan, Korea, dan Jepang pun melarang isyarat tangan seperti itu. Hati-hati ya. Di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung.

Keempat, mengusapkan tangan di kepala

Di  Indonesia, mengusap tangan di kepala sendiri atau orang lain biasa. Kepala sendiri tanda pusing. Mengusap kepala orang lain tanda sayang, terutama anak atau adik.

Tapi, di Thailand, mengusapkan tangan di kepala itu dilarang! Orang Thailand mengatakan kepala bagian tubuh yang sakral. Kepala tak boleh diusap sembarangan. Yang boleh mengusap kepala mereka hanya kedua orangtua.

Nah, hati-hati menggunakan gestur. Bisa-bisa diperkarakan ke pengadilan dengan pasal penghinaan. Mari bijak menggunakan gestur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun