Gestur yang dibuat dengan menunjukkan bagian belakang telapak tangan anak dan jari tengah yang teracung ke atas menunjukkan pesan menghina, meremehkan, merendahkan, dan mencela.Â
Mengacungkan jari dipandang sebagai simbol penghinaan dalam beberapa kebudayaan, terutama di Dunia Barat dan Timur. Banyak kebudayaan lain yang menggunakan isyarat serupa untuk menunjukkan sikap merendahkan juga digunakan secara bergurau atau main-main di antara siswa.
Gestur adalah gerakan kecil-kecil saat kita berkomunikasi dengan lawan bicara kita. Misalnya gerakan menggeleng, senyum, mengangguk, mengangkat bahu, mengangkat tangan, dan menggerakkan jari-jari tangan.
Gestur ini dapat ditelusuri riwayatnya hingga zaman Yunani Kuno dan Romawi Kuno. Awal mulanya, isyarat jari tengah diacungkan melambangkan 'phallus'.Â
Awal 1800-an, gestur ini mulai dikenali sebagai tanda penghinaan yang banyak digunakan oleh kalangan artis musik (lebih umum daripada di kalangan pelakon, selebritas, atlet, dan politisi).
Banyak yang memandang gestur ini sebagai isyarat yang tidak sopan). Dalam konteks yang lebih kontemporer, jari telunjuk dan jari manis yang berada di sebelah jari tengah (yang diasosiasikan dengan phallus) juga diibaratkan sebagai testis laki-laki.
Yunani Kuno menyebut, jari tengah, disebut juga jari hantu, jari malang, dan jari mati, adalah jari ketiga pada tangan manusia, terletak antara jari telunjuk (jari kedua dihitung dari ibu jari) dan jari manis (jari keempat).
Sejumlah negara, terutama di dunia Barat, meluruskan jari tengah sendirian dianggap merupakan gerakan menghina dan jorok.
Juga Britania Raya gerakan ini bisa disertai dengan jari telunjuk diluruskan bersama-sama secara rapat). Gerakan menghina itu dikenal dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "flipping the bird","flipping someone off", atau "giving the finger").
Sebaliknya jika Anda luruskan bersama-sama dengan jari telunjuk tetapi dibuka dan membentuk huruf "V" dapat bermakna bilangan 2 atau tanda kemenangan ("V" untuk "victory", kata bahasa Inggris yang berarti "menang").