"Nanti, anak malas untuk berbicara lagi, dan memilih diam. Setelah mengobrol, coba ajukan pertanyaan. Gunanya untuk melihat apa yang sudah ditangkap anak lewat obrolan."
Hari ini saya mengamati absen di kelas. 5 dari 31 siswa di kelas saya ternyata bolong-bolong datang ke sekolah. Satu hari hadir, satu hari sakit.
Benarkah ada sakit seperti ini. Satu hari sehat dan satu hari sakit. Eh, semua mengeluh sakit magh dan pusing. Satu di antara yang 5 itu bermain bola kaki kuat tapi giliran belajar di kelas, izin karena sakit magh dan pening.
Rata-rata kelima anak ini di kelas kategori cerdas. Mereka pun biasanya rajin berbicara di kelas dengan temannya. Dengan gurupun tak ada masalah. Pengaduan guru mata pelajaran lainpun akan ulah mereka tak ada.Â
Lalu mengapa mereka sering izin dan orang tua mereka mendapati mereka pendiam di rumah? Adakah yang menekan mereka hingga berubah pendiam seperti pengaduan orang tua? Atau ini masalah karakter dan motivasi?
Anak pendiam biasanya sulit berinteraksi dengan orang lain. Namun, saya melihat ke-5 murid saya tak ada masalah saat berinteraksi dengan teman sekelompoknya di kelas. Mereka enjoy berdiskusi ketika belajar dengan saya.
Terus mengapa sikap mereka enjoy readi di kelas dan mengapa bad mood di rumah? Bad mood memang bisa disebabkan banyak hal. Mulai dari masalah mental sampai keadaan keluarga.Â
Untuk mengatasinya, ayah bunda cobalah membuka obrolan dengan anak dan dengarkan keluh kesahnya. Dia mungkin terlihat kurang berkiprah aktif, jarang mengobrol, atau bermain dengan sahabat-sahabat seumurannya.
Penyebab seseorang pendiam, termasuk pada anak-anak, dapat dipicu masalah mental hingga korelasi keluarga. Kondisi ini dapat menghipnotis kepribadian anak sehingga kemampuannya untuk bersosialisasi dengan orang lain tidak ada.
Namun, ayah bunda jangan risau karena terdapat beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi dilema anak pendiam dan tertutup. Sebelumnya kita harus tahu penyebab anak pendiam.
Apa penyebab anak pendiam?
Kondisi yang menyebabkan anak memiliki sifat pendiam antara lain.
Pertama, syok atau trauma psikis bisa sebagai penyebab anak menjadi pendiam. Persoalan ini terjadi ketika anak mengalami peristiwa yang menyakitkan, mengancam jiwa, atau mengganggu pikiran dan kehidupannya.Â
Misalnya, anak terlalu lama pisah tidur dari ayah bunda ketika kecil sehingga ia pernah menangkap basah aktivitas orang tuanya secara diam-diam (maaf aktivitas suami istri). Hal ini kadang tak disadari orang tua.Â
Kasus itu pernah terjadi pada seorang anak Sekolah Dasar. Ia demam berkepanjangan setelah mengalami kasus di atas. Anak tak mau makan dan tak mau ke sekolah. Akhirnya guru menganjurkan anak diterapi. Setelah diterapi diketahuilah penyebab anak berubah. Ternyata ia melihat hal yang sepatutnya belum boleh ia lihat.
Jika ini terjadi tentu terapi dengan psikolog jalan keluarnya. Orang tua harus berbesar hati dan sabar menghadapi anak. Semoga dengan terapi bisa menghilangkan trauma anak.
Kedua, kekerasan fisik, Pelecehan seksual, dan kecelakaan juga menjadi biang anak pendiam. Selain memiliki karakter pendiam, si kecil juga mungkin mengalami peristiwa bullying di sekolah.Â
Ketiga, pengalaman jelek sperti kehilangan sosok yang disayangi seperti meninggalnya nenek atau orang terdekat anak juga mempunyai efek terhadap sifat pendiam ini. Anak pemalu dan pendiam umumnya lebih sulit berinteraksi dan akrab dengan orang lain, serta beradaptasi dengan situasi baru.
Bersikap malu dan membuat malu bisa sebagai masalah Jika  anak tidak senang atau menghambat kehidupannya.  Misalnya pemalu membuat anak enggan pergi ke sekolah, tidak memiliki sahabat, tak mau ke luar rumah, atau mengalami kecemasan.
Hal itu dapat pula disebabkan hal berikut:
Perundungan atau bullying oleh teman
Kasus bullying dapat terjadi dalam bentuk fisik dan psikologis. Tindakan perundungan umumnya terjadi pada anak pendiam dan susah berteman di sekolah. Anak yang menjadi korban bullying biasanya menjadi pendiam, menyendiri, stres, mogok makan, sulit tidur, dan persoalan lainnya.
Anakpun mungkin enggan menceritakannya pada Anda.
Orangtua salah asuh
Orangtua yang otoriter atau terlalu protektif sering sekali melarang anak melakukan banyak  hal, termasuk bergaul dengan teman sebaya di komplek rumah. Hal tersebut bisa membentuk anak mengalami kesulitan dalam keterampilan sosialnya.
Anakpun menjadi pendiam dan susah menerima teman. Sebalikannya, orangtua yang hangat dan penuh perhatian membesarkan anak, mampu membuatnya tumbuh menjadi anak yg mampu bersosialisasi dengan baik.
Kurang berkomunikasi
Orang tua yang kurang berkomunikasi dengan anak di rumah lebih dominan membuat anak berpotensi menjadi pendiam. Jika orang tua jarang berkomunikasi dengan anak karena alasan sibuk bekerja maka anak akan kehilangan gairah bicara.
Lama-lama anakpun akan menjadi pendiam dan kurang berkomunikasi. Apalagi jika anak sudah enjoi dengan dunia sendirinya. Komunikasi bukan hal penting lagi baginya.
Nah, selaku orang tua bagaimana sikap kita mengatasi masalah di atas? Ayah bunda bisa mengatasi masalah di atas dengan cara:
Observasi dan Pahami Kepribadiannya
Pertama, observasi, amati, dan pahami dulu tentang kepribadian pendiam anak ini. Ini akan membantu Anda sebagai orangtua mampu membedakan mana perilaku anak normal dan tidak normal.
Lakukan Komunikasi dengan Kasih Sayang
Memang, orang tua sering khawatir ketika seorang anak  menghabiskan waktu sendirian dan tidak mau membicarakan tentang perasaannya kepada kita. Jika ini Anda alami selaku orang tua bisa dua kemungkinan.Â
Bisa berarti anak sedang mengalami tekanan emosional, seperti depresi atau bisa berarti ia sedang menemukan kepribadian baru yang membuatnya nyaman.
Anak berubah pendiam atau menjadi introvert bukanlah respons terhadap pengaruh luar, melainkan ciri kepribadian seseorang. Bisa jadi inilah kepribadian aslinya anak sekarang ketika ia mengalami perubahan umur. Bisa jadi pula ada kasus di atas pemicunya.
Lakukan kontak fisik dengan anak
Sesudah memahami anak, peluklah ia. Mulailah bercerita yang ringan dengannya sambil menonton televisi. Usahakan bertanya sambil bercanda. Jangan bertanya yang membuatnya tak nyaman.
Ketika sudah memahami perilaku anak, orangtua bisa menghargai preferensi anak ini. Anak pendiam cendrung berbicara sedikit. Andapun bertanyalah sedikit-sedikit. Lihat reaksi anak. Jika nyaman lanjutkan mengobrol dengannya. Jika ia tak nyaman, hentikan dulu.
Orangtua bisa mengerti bahwa menjadi anak pendiam tidak apa-apa. Jelaskan pada anak tidak harus juara seperti Siti atau Tia yang banyak bicara. Ia tidak boleh diam jika ia ingin sesuatu.
Berbicara, maka orang tua dan orang lain akan mengerti apa yang ia inginkan. Diam takkan menyelesaikan masalah.
Atur Jadwal bermain hp anak
Ayah bunda harus tahu bahwa terlalu larut tidur karena android bisa menibulkan turunnya daya tahan tubuh anak. Usahakan menyimpan android anak sebelum pukul 21.00 WIB.
Rujukan
https://www.ayahbunda.co.id/balita-psikologi/menangani-anak-pendiam-dengan-5-langkah-penting
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H