Sakit mental atau sakit jiwa memang kadang pantaslah kita sematkan kepada mereka sang penipu ini. Secara agama dan hukum mereka sakit. Mereka dianggap melanggar norma agama dan hukum. Melakukan tindakan kriminal. Melakukan penipuan dengan segala cara. Menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang.
Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Begitu kata pepatah. Mens Sana In Corpore Sano. Adapun penipu di atas memiliki tubuh sehat tetapi jiwa penipu lemah. Menipu bukanlah perbuatan jiwa yang kuat tetapi jiwa rendahan, kriminal.
Hadist Nabi mengatakan, "Ketahuilah, bahwa dalam tubuh manusia terdapat segumpal (daging), yang kalau segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh (anggota) tubuhnya, dan jika segumpal daging itu buruk maka akan buruk seluruh (anggota) tubuhnya), ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati (manusia)," hadist riwayat (H.R) al-Bukhari.
Maka dari hadist  itu, diketahui dalam Islam kata kunci kesehatan raga (tubuh), itu adalah sehatnya kalbu (mental) jiwa, sehatnya hati, sehatnya iman, sehatnya pikiran, dan sehatnya emosi.
Sehat? Kata yang mudah terlontar dari mulut saat seseorang menanyakan kabar kita. Sehat yang ditanyakan tentu saja meliputi fisik dan mental.
Seseorang dapat dikatakan sehat secara mental ketika ia bisa merasa sejahtera, cukup dengan apa yang dimiliki, baik-baik secara psikologis (jiwa), emosional, maupun cerdas sosial.
Sehingga kesehatan mental berpengaruh terhadap seseorang bersikap jujur, bersikap sopan, santun, berpikiran maju, merasakan senang, sedih, empati, simpati, bertindak cepat, mampu membuat keputusan, dan berinteraksi dengan orang lain secara baik.
Kesehatan mental dipengaruhi pendidikan dan latar keluarga. Peran ibu sangat mendominasi kesehatan mental keluarga. Berbagai peristiwa dalam keluarga dan kehidupan sejak kecil hingga dewasa sangat mempengaruhi mental.
Peristiwa masa lalu meninggalkan dampak besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa baik, senang dan bahagia menjadikan seseorang happy.
Peristiwa kelam berupa kekerasan fisik oleh seorang ayah atau ibu kepada anak dalam rumah tangga menjadikan hidupnya kelam. Pelecehan seksual kepada anak, atau stres berat jangka panjang pun dapat berupa warisan masa lalu.
Jika seseorang mengalami kesehatan mental yang baik maka ia akan melewati hidup penuh syukur. Namun, bagi yang terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental .