Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kalimat Majemuk Bikin Pusing tapi Patut Dijempoli

8 September 2022   20:42 Diperbarui: 8 September 2022   20:59 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalimat majemuk makasi ya | Sumber: kompas.com

Pernah mendengar istilah kalimat majemuk? Kapan terakhir kali Anda ditanyai atau membicarakan kalimat majemuk?

Ternyata kita pantas lho berterima kasih kepada kalimat majemuk. Berkat ada kalimat majemuk Anda dan saya tak perlu ribet dalam bercerita.

Anak-anak sering bingung atau pusing jika ditanya kalimat majemuk. Bahkan mereka mengaku belum pernah belajar kalimat majemuk. Padahal sejatinya jenis kalimat ini sudah ditemukan pada wacana Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi.

Ketika si sulung persiapan ujian tulis masuk perguruan tinggi, ia bertanya tentang jenis kalimat. Lalu saya jelaskan bahwa kalimat berdasar tanda bacanya ada tiga.

Kalimat berita, berakhir dengan tanda baca titik(.) Indonesia mengalami musim kemarau pada bulan ini. 

Kalimat tanya, berakhir dengan tanda baca tanya (?) Kapan Anda kembali ke Indonesia?

Kalimat perintah dan larangan, berakhir dengan tanda baca seru (!)  Tolong simpan kue ini ke lemari!

Adapun berdasarka pola kalimatnya, kalimat dibedakan atas dua. Kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Pola kalimat ada subjek (S), Prediket (P), Objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K).

Kalimat tunggal hanya memiliki satu S, satu P, satu O, atau satu Pel. saja. Misalnya Sate!; Ojek!; Pergi!; Indonesia sedang mengalami musim kemarau. Indonesia disebut (S), sedang mengalami disebut (P), dan musim kemarau disebut (O).

Kalimat majemuk memiliki dua S, dua P, dua O, atau dua Pel.  Misalnya  Indonesia sedang mengalami musim kemarau dan musim pancaroba. Indonesia disebut (S), sedang mengalami disebut (P),  musim kemarau disebut (O1) dan musim pancaroba disebut (O2).

Kalimat majemuk merupakan kalimat yang memiliki dua pola atau lebih sebagai hasil perluasan atau penggabungan kalimat tunggal. Dalam bahasa Indonesia, kalimat majemuk tergolong dalam jenis kalimat berdasarkan jumlah klausanya.

Ada tiga jenis kalimat majemuk, yakni majemuk setara, majemuk bertingkat, serta majemuk campuran. Untuk kalimat majemuk campuran, merupakan hasil perpaduan dari majemuk setara dan bertingkat, dengan pola tersendiri. (Kompas.com)

Agar lebih jelas dan kita beri jempol kepada kalimat majemuk, mari simak pernyataan berikut. Semoga dengan menyimak kalimat berikut anggapan akan pusing belajar kalimat majemuk hilang. Muncul anggapan ooo mudah. Keren dan jempol untuk kalimat majemuk.

1. Kalimat Majemuk Setara

Menurut Kurshartanti dan teman-teman dalam buku Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik (2005), kalimat majemuk setara adalah susunan kalimat yang terdiri atas dua atau lebih klausa dengan hubungan setara. (Kompas.com)

Contoh: Daifullah, Habib, Adit, Raditia, Ghazi, Azzury, Adib, dan Habibi duduk di kelas pada barisan kelompok keempat dari pintu masuk.

Pertanyaan: Berapa jumlah kalimat di atas ? Ada 8 kalimat.

Benarkah...?

Yuk kita buktikan.

1. Daifullah duduk di kelas pada barisan kelompok keempat dari pintu masuk.

2. Habib duduk di kelas pada barisan kelompok keempat dari pintu masuk.

3. Adib duduk di kelas pada barisan kelompok keempat dari pintu masuk.

4. Radithia duduk di kelas pada barisan kelompok keempat dari pintu masuk.

5. Gazi duduk di kelas pada barisan kelompok keempat dari pintu masuk.

6. Azzury duduk di kelas pada barisan kelompok keempat dari pintu masuk.

7.  Adib duduk di kelas pada barisan kelompok keempat dari pintu masuk.

8. Habibi duduk di kelas pada barisan kelompok keempat dari pintu masuk.

Betul bukan? 

Daifullah, Habib, Adit, Raditia, Ghazi, Azzury, Adib, dan Habibi duduk di kelas pada barisan kelompok keempat dari pintu masuk.

Benar, kalimat di atas terdiri atas 8 kalimat. Memiliki data Prediket (P) dan Keterangan (K) yang sama (sederajat). Maka P dan K kalimat dirapatkan karena huruf,kata, dan makna sama (sederajat). Dari 8 kalimat menjadi simpel dan pendek saja menjadi satu kalimat bernama kalimat majemuk setara.

Bayangkan ribetnya saya dan Anda andai menceritakan posisi di atas dengan menyebut kalimat yang 8 itu secara utuh. Sesak napas dong. Inilah kearbitreran dan keuniversalan bahasa. Sesuai kesepakatan pemakai. Berlaku umum lagi mana suka.

Nah, pantas dong kita beri jempol kalimat majemuk. Anak-anak pun mengeluh saat mereka mempelajari ini. Setelah dijelaskan detail seperti di atas, mereka pun berujar, " Wah, terimakasih kalimat majemuk. Ternyata ribet jika kalimat majemuk tak ada." Mereka pun bersorak gembira.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat

Mengutip dari buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2017) karya Anton M. Moeliono, dkk, kalimat majemuk bertingkat sering juga disebut kalimat kompleks. Jenis kalimat ini memiliki dua klausa, tetapi salah satu klausanya menjadi bentuk perluasan suatu unsur kalimat.

Contoh: Karena tidak mengerjakan catatan dengan lengkap, Laurent diberi Sanki menulis surat cinta kepada orang tuanya.

Pertanyaan: Berapa jumlah kalimat di atas ?

Jawabnya tentu ada dua kalimat tunggal bukan?

1. Karena tidak mengerjakan catatan dengan lengkap,

2. Laurent diberi Sanki menulis surat cinta kepada orang tuanya.


Dari 2 kalimat di atas terasa ada yang aneh kalimatnya, bukan?  (tidak bisa berdiri sendiri) Arti kalimat pun agak gantung. Kalimat pertama,  "Karena tidak mengerjakan catatan," disebut anak kalimat kerena diikuti kata hubung 'karena' sedangkan yang berdiri sendiri disebut induk kalimat, "Laurent diberi Sanki menulis surat cinta kepada orang tuanya." 


Kalimat majemuk bertingkat di atas dapat kita tulis menjadi versi yang berbeda.

Laurent diberi Sanki menulis surat cinta kepada orang tuanya karena tidak mengerjakan catatan dengan lengkap. 

Kalimat majemuk bertingkat bisa ditulis dua versi. Artinya kalimat bisa dibolak balik.

Anak kalimat dulu--- baru induk kalimat. Atau induk kalimat dulu--- baru anak kalimat. Jika anak kalimat dahulu, Anda dan saya butuh  tanda baca koma (,) setelah anak kalimat atau sebelum induk kalimat.

3. Kalimat Majemuk Campuran 

Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk setara.

Perbedaan lain dari majemuk setara dan bertingkat terletak pada konjungsi yang dipakai. Pada kalimat majemuk setara, konjungsinya hanya terdiri dari dan, serta, atau, tetapi. Bisa ditambahkan dengan konjungsi lainnya seperti padahal, sedangkan, melainkan.

Pada kalimat majemuk bertingkat, konjungsi yang digunakan bisa lebih beragam, contohnya sesudah, sebelum, dengan, tanpa, secara, supaya, agar, demi, bagi, meskipun, walaupun, seperti, bagai, seandainya, jika, kalau, dan masih banyak lagi.

Laurent diberi Sanki menulis surat cinta kepada orang tuanya karena tidak mengerjakan catatan dan tugas dengan lengkap.

Kalimat di atas dapat dirinci sebagai berkut.

1. Laurent diberi Sanki menulis surat cinta kepada orang tuanya 

2. karena tidak mengerjakan catatan dengan lengkap. 

3. dan tugas dengan lengkap.

Itulah kalimat majemuk. Memudahkan kita dalam beraktivitas berbahasa. Simple dan lugas kalimat kita berkat kalimat majemuk setara, bertingkat, dan campuran, Oleh Yusriana, S.Pd.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun