"Nep, Mak bawa nasi 6-4 kesukaanmu. Makanlah. Tuh, dalam tas tangan Mak."
"Wah, wah mantep banget Mamakku" Hernep pun memeluk Mamaknya kemudian makan dengan rendang ayam kampung dan4 papan petai mentah. Sesekali Nep melenguh menandakan nikmatnya makanan itu.
Hilang sudah lelah mamak ketika menyaksikan Hernep makan dengan buas sambil melenguh. Butiran keringat membasahi kening Hernep.
"Nep, cucu mamak jam berapaan pulang?"
" Paling jelang maghrib, Mak. Hari ii ada lomba di gedung  Balai Kota. Kemari Karin masuk final lomba 'Kata' Mak"
"Hebat cucu, Mak ya Nep. Â Raya gimana, Nep?"
"Raya les fisika, Mak. Besok mau ke Padang lomba IPA."
"Sibuk mereka,Nep."
"Iya, Mak."*
Esok harinya, Senin Hernep ke sekolah. Ia pun pamit kepada mamaknya. Di sekolah semua berjalan lancar hingga masuklah waktu dzuhur. Hernep segera menuju kamar kecil. Kamar kecil di ruang guru itu hanya 1.Â
Hernep pun segera bersuci dan berwudhu. Selesai berwudhu ia pun keluar. Beres-beres mukena mau ke masjid sekolah.