Situasi siswa seperti itu tentu tak sesuai tuntutan kurikulum, masyarakat, keluarga, teman, dan dunia sekolah, perguruan tinggi kelak, apalagi dunia kerja. Kasihan sekali anak-anak ini tak mampu mengekspresikan jiwa dan perasaan mereka.
Pernah mendengar anak dirundung? Anak dibuly? Bahkan anak dikucilkan, dihina, dan dibilang bodoh karena tak mampu bersuara. Suara mereka jarang terdengar hingga mereka susah senyum, menatap, dan berinteraksi. Intinya anak tak memiliki rasa percaya diri.
Kasus kecil namun krusial di atas amatlah sering ditemui guru di kelas. Susah menyuruh anak presentasi, berdiskusi, apalagi berpidato dan membuka acara. Hal ini tentu menghambat karir tampil mereka di depan kelas. Hingga berlanjut menjadi karakter introvert.
Nah, untuk itu sejak  Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) mari kita orang tua latih anak kita di rumah membaca puisi. Carilah puisi sesuai usia mereka. Lalu ajak anak membaca puisi sesuai diksi puisi. Jika ada diksi terbang, bebas, gembira, bahagia berarti puisi kita baca dengan senyum dan semangat.
Ajak anak bereksperi lewat mata membesar jika bahagia, menyipit jika berpikir. Melebarkan senyuman, mengangguk, menggeleng, mengepal lembut, memegang dada, dan melangkah pelan. Gesture atau gerakan kecil-kecil itulah yang akan memompa motif percaya diri anak.
Tanpa ayah bunda sadari bahwa kegiatan itu telah mengajari anak berkarakter, anak berkarakter impian yang ekspresif, bersemangat, kreatif bergestur, dan bahagia lahir batin mereka. Pembentuk karakter anak impian memang berawal dari keluarga-ayah bunda. Jadi, terobosan orang tua ditunggu.
Selain menciptakan karakter impian, ayah bunda pun telah menciptakan quality time yang kondusif dengan anak. Melihat senyum anak, gerakan meniru mereka, dan ekspresi mata mereka menjadi penghilang jenuh kita saat usai bekerja. Lelah berganti kasih sayang. Kasih sayang penumbuh percaya diri mereka.
Pada akhirnya percaya diri mereka akan mewujudkan semangat belajar dan membaca. Mungkin mereka akan bersenandung atau mengulang-ulang melafalkan puisi atau lagu yang tak sengaja mereka hafal sesuai kondisi hati mereka saat itu. Senyumlah berarti karakter anak mulai muncul.
Di sinilah peran puisi memudahkan orang tua dalam mewujudkan anak berkarakter impian. Pandai berkata, suara jelas dan lugas, cepat tanggap, ekspresi hati terlihat, mimik wajah terekspos, percaya diri, dan semangat.Â
Jika sudah demikian orang tua dan anak berkasih sayang. Anak akan komunikatif ketika orang tua, teman, dan guru berinteraksi dengan anaknya. Di rumah dan di sekolah mereka pun akan kreatif berdiskusi dan presentasi.
Selain orang tua, kita guru pun sangat strategis menjadikan puisi sebagai sarana pembentuk anak percaya diri dalam mewujudkan anak berkarakter impian. Pelajaran IPS, IPA, Matematika, Bahasa Inggris, Seni Budaya, Penjaskes, dan mata pelajaran lain bisa kita jadikan tugas dalam bentuk puisi.