Sakit menyapa dengan lembut pada tenggorokan, pada kerongkongan, pada perut, pada kaki, pada kepala, pada telinga, dan pada sendi-sendi tubuhmu agar kamu beristirahat dari menarikan game android.
Sakit meriaskan warna lingkar mata coklat di lingkaran matamu karena game android memaksamu setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, bahkan tahun menarikan jari di tuts-tutsnya tanpa jeda makan, minum, dan menyuruh matamu tidur memejam.
Sakit itu sayang padamu seperti tangan lembut ibu, seperti angin membelai, seperti nyanyian nina bobo, seperti alaram pengingat tidur, dan seperti sahabat yang siap memeluk, menasihati, memarahi, bahkan menghujatmu jika kamu lupa diri ketika matanya mengerjakan tugas sesaat untuk dirinya.
Sakit sering dirutuki, dimarahi, dicaci, dan benci padahal ia begitu mulia memberi alaram istirahat untukmu dari radiasi dan kealfaan atas hak-hak tubuhmu dan kewajiban tubuhmu sehingga mulutmu melelehkan air mata, matamu mengeluarkan umpatan dan raungan sakit, sedang hidung dan telingamu kehilangan manis dan nikmat.
Sakit itu sebenarnya sahabat sejatimu dan penyayang nomor satumu di dunia ini agar hati mengakui kehebatannya, agar kulitmu merasakan segarnya, agar matamu menyenyuminya, agar mulutmu menatap sayang, dan agar hidungmu mendengar isyarat wangi ketika telingamu mencium isyarat tidur dalam hening  malam penuh damai karena sejatinya malam untuk memejam.
Puisi khusus untuk para pemuja game dan penentang kodrat tidur di malam hari.
Yusriana, S.Pd. menulis puisi untuk kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H