Begitupun life skill dan style memasak. Sudah perlu kita budayakan kepada anak sejak usia TK. Tentu tetap dengan pengawasan bunda. Bisa dimulai dengan skill mengambil beras, setekong, seliter, atau 1/2 kg. Sesuai takaran beras di rumah.
Kemudian belajar mencuci beras. Mengukur air bahwa berapa banyak pun menanak nasi, air yang digunakan dalamnya dari permukaan beras tetap setengah jari jika suka nasi keras. 1/2 jari lebih jika gemar nasi lembut.
Begitupun masak sambal, misal, mata sapi, goreng ayam, naget, sudah bisa skill dan stile ini kita ajarkan saat usia anak kelas 4-5 SD. Tentu kita mulai dari skill menyalakan kompor - mematikan kompor. Hingga mental dan nyali anak kuat menghidupkan dan mematikan serta mengecilkan volume api saat menggoreng lauk.
Mengenalkan bentuk dan warna lauk dan sambal yang matang. Skill dan style ini sangat bermanfaat saat bunda ingin santai pulang kerja tapi si dedek minta bikinin lauk untuk makan dengan nasi. Kebiasaan di hidup minimalis ayam sudah dibumbui, dendeng sudah ditokok/geprek, atau ikan sudah dibumbui hingga si dedek tinggal goreng saja.
3. Budaya Mencuci Alat Makan Sendiri
Life skill dan style mencuci alat makan sendiri ini juga sangat penting bagi keluarga. Ketika pembantu sakit dan tak bisa datang menolong kerja di rumah, piring menumpuk. Style mesin pencuci piring belum ada. Namun jika kain yang kotor bisa pakai jasa loundry. Tapi alat makan kotor tak ada jasa loundry di beberapa daerah.
Ketika mau makan, alat untuk makan semua kotor. Jika skill dan style ini sudah dibiasakan hidup bunda pun senang. Tak ada piring, gelas, sendok, dan alat makan yang menumpuk kotor. Tak ada kendala buat makan berikut dan berkikutnya. Keren dong.
Jadi, Kenalkan Anak Sejak Dini dengan 3 Life Skill dan Style di atas. Karena life skill dan style adalah kecakapan hidup. Â Kecakapan hidup adalah kemampuan anak untuk beradaptasi dan bersosialisasi.
Salam literasi dari Yusriana, S.Pd. untk semua kompasianer.