Rezki, maut, dan jodoh di tangan Allah. Biaya Kuliah pun akan Disesuaikan dengan Kemampuan Orang Tua oleh Siapa? Oleh Allah Yang Maha Mengetahui kebutuhan hambanya. Perguruan Tinggipun akan memberikan piihan Uang Kuliah Tunggal mulai 500.000 per semester hingga beratus juta. Tergantung kuasa Allah dan kemampuan finansial orang tua.
Mari kita simak cerita berikut, semoga bisa menginspirasi dan memotivasi kita tetap semangat. Semangat.
Ketika saya pulang kampung hari Raya Idul Fitri pertama, tanpa kedua orang tua lagi yang mau dikunjungi di kampung, saya kaget. Adik tetangga depan rumah tempat saya menitipkan kunci rumah dan orang yang menolong membersihkan rumah mengatakan, "Kak, kata Pak Tuo ayah si ...waktu kak kuliah, udak (paman) meminjam uang 250 rb padanya."
Saya sempat bermenung. Tahun 1994 saya kuiah hingga lulus 1998. Saya menikah tahun 2000. Ayah saya yang berhutang katanya, meninggal tahun 2005. Mama saya meninggal 17 Januari 2021. Alangkah bersabarnya Pak Tuo itu membiarkan keluarga saya berhutang.
Padahal setiap ada kematian pasti ada prosesi 'manariak' (teriak himbauan agar hutang piutang) si mayyit segera dilaporkan kepada ahli waris agar segera dilunasi.
Itu hal pertama yang membuat saya bermenung. Kedua, uang 250 rb pada zaman saya kuliah diemaskan sudah mencapai 2,5 gram emas mungkin. 2,5 gram sekarang harganya 2 jutaan lebih. Berapa saya harus melunasi hutang itu? 250 rb atau setara 2,5 gram emas?
Ketiga, beliau tak punya saksi, tak ada bukti tertulis, dan tak ada catatan begitulah kira-kira. Namun, saya tetap membayar awal 50 rb. Saya sengaja mengangsur 50 rb dulu. Saya khawatir nanti akan ada lagi Pak Tuo-Pak Tuo lain yang datang dan membuat pengakuan yang sama. Dalam Al Quran jelas disampaikan bahwa utang piutang harus ditulis.Â
Al Baqarah ayat 282, "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya." Sebetulnya saya selaku ahli waris gugur atas kewajiban itu sesuai ayat ini, bukan? Â Demi silaturahim, pada lebaran haji pertama mama saya meninggal saya kasih lagi 100 rb.Â
Saya memberi di dekat adik-adik saya. Mereka bertanya, "Uang apa, Kak?" Saya dan adik pembersih rumah bercerita. Beragamlah emosi keluar. Â " Bukannya Pak Tuo punya catatan hutang beras dan keperluan harian?" (Adik 1). " Eh, Kak, Â hutang Pak Tuo sama aku berjuta. Udah 5 kali minjam 500 rb." (Adik 2). " Bayar ajalah Kak." (Adik 3).
Sayapun menenangkan mereka. "Pak Tuo mungkin ingin uang Kak 250 rb. Biar sajalah. Tak apa. Bisa jadi Pak Tuo belum pernah Kak kasih uang jajan beli pecal seperti nenek dan Mak Tuo sebelah rumahya." Bujuk saya. Mereka pun menerima dan tenang.