Sungguh, miris hati saya membaca perundungan, pelecehan seksual, hingga citayam fashionweek. Terbayang oleh saya anak-anak punk. Fashion mereka hampir mirip. Berhari-hari anak jolong remaja laki-laki dan perempuan berkelompok di jalan raya dengan vesva modifikasi butut.
Seks bebas tentu tak bisa dihindari. Hamil lalu memperoleh jampersal ketika melahirkan. Kemudian anak dibiarkan menjadi beban negara. Lalu suatu hari mengulang lagi kejadian serupa.
Anak punk itu ketika mereka kehabisan bensin dan uang dengan santai mengemis di jalan meminta sumbangan. Saya selalu bertanya dalam hati, " Kemana ayah ibu mereka? Mengapa anak yang dikandung 9 bulan 10 hari dengan pertumpahan darah dan pertarungan nyawa dibiarkan di jalanan seperti itu?"
Apakah anak punk itu, anak citayam fashionweek itu, dan anak yang melakukan perundungan itu kesalahan guru? Kesalahan dosen? Kesalahan Dinas Pendidikan? Atau Kesalahan guru agama dan kemenag? Kesalahan menteri pendidikan dan menteri agama?
Peran Guru
Orang Tua Perundunglah yang Paling Bertanggung Jawab atas Kasus Perundungan Anak di Mana Saja. Termasuk di Tasikmalaya. Guru hanya sebatas pemberi, penguat, dan pemotivasi anak di jam mengajarnya. Guru tak memiliki wewenang memberi sanksi kepada anak di luar jam pelajarannya.
Sama fahamlah kita bahwa ilmu, kiat, motivasi, dan pembelajaran yang diberi guru di sekolah bersifat klasikal. Ya ayyuhalladziina amanu ( hai anak-anakku).Â
Yusriana, S.Pd
Salah seorang guru yang menaruh harapan kepada para orang tua. Mari kita jaga anak-anak kita sebagai investasi dunia dan akhirat.