Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rantai Pekerjaan dari Zaman Jadul hingga Zaman Aplikasi App

19 Juli 2022   09:55 Diperbarui: 19 Juli 2022   09:57 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga contoh di atas merupakan wakil pergeseran kecendrungan mata rantai pekerjaan anak di zaman jadul hingga zaman App ini. Jika kita simak 3 contoh di atas untuk profesi guru ada mengalami regenerasi dari anak petani. Begitupun perawat dan bidan juga  mengalami regenerasi dari anak petani juga mungkin dari anak dengan orang tua profesi ASN lain.

Namun kita tak memiliki regenerasi untuk profesi petani. Kurangnya minat kita dan anak memilih profesi petani perlu mendapat perhatian. Jika kondisi ini berlanjut semua berburu P3K, ASN, dan kantoran bagaimana laju pertanian kita. Bagaimana pertahanan pangan kita.

Tentu inflasi tak bisa dihindari karena kita harus mengandalkan barang impor. Barang impor tentu lebih mahal daripada produksi dalam negeri. Kelangkaan pangan di beberapa daerah akan memicu tengkulak memilih menjual hasil tani ke beberapa daerah langka pangan itu karena godaan harga bisa 3 kali lipat.

Inflasi pun tak bisa kita hindari. Defisit anggaran pun akan mengintai untuk pengeluaran-pengeluaran sebagai beban negara yang ditimbulkan inflasi di mana-di mana. Daya beli masyarakat yang rendah akibat inflasi pun mengakibtkan realisasi pendapatan negara tak mencapai sasaran.

Sudah saatnya pengambil kebijakan menunduk menatap ke bawah, sektor pertanian. Jangan lagi mengiming-imingi generasi dengan hal muluk-muluk, luar negeri. Sudah saatnya kita kembali berorientasi kepada ketahanan pangan. Jangan sibuk dengan aplikasi App.

Kurikulum kita pun perlu direvisi dan dirillkan jangan gemborkan sesuai kebutuhan luar negeri. Kita butuh beras, cabai, dan lauk. Sudah saatnya menteri pendidikan, dosen, dan guru melirik siswa berjurusan pertanian, mahasiswa fakultas pertanian, dan masyarakat petani baik yang putus sekolah karena ketiadaan dana dan keterbatasan kecerdasan.

Rantai pekerjaan lain mengalami regenerasi. Mengalami kemajuan dan perhatian dari pembuat kebijakan. Tapi profesi petani profesional tak pernah mendapat sentuhan perubahan zaman App. Padahal perut kita tak akan pernah berubah zaman. Tetap membutuhkan zaman beras dan cabai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun