Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rantai Pekerjaan dari Zaman Jadul hingga Zaman Aplikasi App

19 Juli 2022   09:55 Diperbarui: 19 Juli 2022   09:57 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu juga faktor upah dan gaji. Di profesi petani perputaran uang lama menunggu panen sedang di profesi guru uang upah dan gaji berputar setiap bulan. Anak petani yang pintar mulai beralih zaman dari jadul menuju zaman perubahan.

Anak dari Seorang Guru

Ketika anak petani menghindari rantai pekerjaan turun temurun bertani, anak guru justru menghindari mata rantai pekerjaan guru Ayah Bundanya. Ketika mereka kecil sama cita-cita pun pengen jadi guru. Mereka pun dengan teman sebayanya akan berperan alek-alek sebagai murid dan guru.

Namun itu di usia dini atau pra sekolah juga. Tapi ketika mereka SD dan SMP pola pikir mereka telah berubah pula. Apalagi mereka sudah melihat model lain pekerjaan selain guru. Ada ayah teman berprofesi dokter, pedagang,bahkan pengusaha.

Keinginan ayah bunda guru pun pada anaknya beragam. Mereka pun sama seperti harapan Mak Bapak Petani. Jangan hidup susah lagi seperti model mereka. Ayo kejar cita-citamu nak setinggi bintang di langit nasihat mereka.

Maka anak guru pun pengen jadi dokter, polisi, pedagang, pengusaha, bahkan menjadi duta. Mereka rajin belajar bersama teman-temannya. Bahkan ikut les bahasa agar memiliki modal untuk go internasional. 

Profesi guru bergaji pas untuk makan bersama keluarga dengan besaran 5000-8000 sekali makan per kepala sudah berat apalagi bagi guru yang mengontrak rumah, membayar cicilan motor, mobil. Hidup orang tua guru dinilai melarat atau pas-pasan dengan tuntutan tugas setinggi langit dari si bos dan si bosnya sibos.

Begitupun tuntutan dari orang tua anak yang sibuk berbisnis dan bekerja hingga mencak-mencak ke guru karena anaknya gagal naik kelas. Jika guru ingin rumah, menggadaikan SK pilihan utama karena uang gaji hanya pas untuk makan, biaya kontrak, cicilan, dan sedikit uang sekolah atau les anak. Dengan menggadai SK ini, uang makan mereka

Anak dari Seorang Perawat dan Bidan

Anak dari seorang ASN Perawat dan Bidan pun demikian. Anak-anak ini pun menatap profesi perawat dan bidan kurang menjanjikan. Mata rantai pekerjaan ini pun mereka serahkan kepada anak petani yang mulai modern. Ingin menjadi perawat atau bidan. Tapi bagi anak guru dan anak perawat serta bidan pekerjaan ini kurang menantang dari segi upah.

Mereka pun giat belajar agar bisa dapat sekolah favorit. Kemudian kuliah di Perguruan Tinggi favorit dengan bidikan tempat bekerja di kantor kementerian. Mereka mengambil statistik, hukum internasional, hubungan internasional, dan jurusan-jurusan strategis kepemerintahan lainnya demi bisa duduk di kantor bonafid dengan gaji 3 kali lipat dari gaji Ayah bundanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun