Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Duduk di Lantai Gelar Triplek Vs Duduk di Sofa Empuk

28 Juni 2022   08:51 Diperbarui: 28 Juni 2022   09:43 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: OLX.co.id

Khasiat Duduk di Lantai 

Duduk  di lantai kurang trendy hari ini. Sudah banyak yang gengsi duduk di lantai sejak kursi dan sofa empuk mewah merah menawan di lempar ke pasar.

Harga kursi empuk itu pun mudah terjangkau karena ada versi ekonomisya juga. Jika tak mampu beli kes. Kreditan juga bisa dalam jangka waktu yang disepakati. Tukang kredit hari ini emang baik.

Baca juga: Rokok vs Pinang

Bermodal fotokopi KTP dan KK tambah DP 100.000 kita sudah bisa bawa pulang kursi impian kita. Bisa dilunasi selama 3 bulan, 6 bulan, hingga 24 bulan.

Kursi itu bisa mempercantik penampilan ruang tamu. Kesan modern dan mewah menguar ketika sofa empuk itu terpajang angkuh dan sombong di salah satu ruangan yang kita sebut ruang tamu.

Bagi rumah sempit ukuran SSS (Sungguh Sangat Sederhana Sekali) biasa si empuk ini dipajang di ruang keluarga merangkap ruang tamu dan ruang makan.

"Tamu datang kito lah aman." Itu biasanya komentar si Ibu yang baru kredit kursi. Ditimpali pula oleh lawan bicaranya dengan tulus, " Iyo, rumah segeh pulo nampak." Katanya. Segeh artinya rapi.

Saya pun dulu baru-baru menikah pengen sekali rumah petak saya berkursi tamu. Maka mulailah saya menabung sedikit-sedikit. Honorer gajinya cukup buat makan dan transportasi saja. Bisa buat nabung dikit-dikit jika bijak.

Ketika anak saya dua orang, mulailah bermunculan toko-toko melayani kredit. Mereka pun mulai mendatangi komplek-komplek sederhana seperti hunian kami. Mereka menawari beragam alat rumah tangga termasuk kursi tamu. Jemput bola istilah pemasaran seperti ini.

Saya pun tergiur bujukan mereka. Akhirnya kursi tamut sudut atau leter L nangkring di rumah baru saya. Ternyata memang wah dan segeh atau rapi. Alangkah senangnya saya waktu itu.

Nasib mujur ada pengangkatan ASN besar-besaran seperti P3K hari ini. Sayapun bisa mencicil itu kursi dalam 3 bulan lunas. Kebetulan kursi yang saya beli yang paling ekonomis sesuai saku honorer saya.

Begitu rusak kursi itu saya renovasi lagi. Begitu terus beberapa tahun. Suatu hari kepikiran oleh saya. Untuk apalah kursi ini dan ruang tamu ini. Toh tamu jarang datang. Datang pun tamu dari kampung partai besar. Tak muat juga di ruang tamu itu.

Akhirnya kursi saya bagi-bagi. Dengan senang mereka menerima. Saya pun membeli empat set tempat tidur bertingkat untuk anak kost. Dapat anak kost 8 orang, untuk satu kamar 4 orang. Saya sewakan 2 kamar biar ramai.

Anak-anak itu senang dan happy. Mereka suka jalan sore sambil menunggu Maghrib. Mereka sangat senang di kamar itu. Awalnya memang ada yang nangis karena baru tamat SD sudah merantau ke sini. Tapi itu hanya 2 minggu. 

Dibawa jalan-jalan dan les bahasa Inggris sudah mulai mandiri.

Mereka kompak. Belajar bersama. Sholat Maghrib ke Masjid. Pulang dari masjid mengaji, makan malam, dan menghafal atau bikin PR. Mereka ditemani seorang kakak guru les menghafal malam. Biar besok bisa lancar di kelas.

Tiga tahun saya mencoba tanpa kursi tamu dan kursi meja makan di rumah. Saya bersama mereka melantai di atas ubin. Jika dingin kami gelar tikar atau permadani. Makan pun seperti ini. Makan bersama.

Tanpa saya sadari sakit di tumit saya sudah tak ada lagi. Ketika bersama-sama di sekolah dengan teman mulai saya dengar keluh kesah mereka. Ada yang lutut sakit. Tumit kaki sakit, bahkan salah satu teman harus menggunakan kursi untuk shalat.

Ketika inilah saya sadari apakah duduk di lantai lebih sehat daripada duduk di kursi atau sofa empuk?

Ternyata Duduk di Lantai sehat

Maret 2020 terjadilah Cov-19. Anak-anak daring. Kita pun stay di rumah. Seperti biasa saya duduk di lantai sambil berdiskusi di WA atau Telegram dengan siswa. Dari pukul 07.30 hingga pukul 14.00. Kadang jika mereka ada tugas sekalian memeriksa hingga sore hari.

Jeda duduk di lantai hanya makan, shalat, dan memasak, atau mandi. Ajaib keluhan saya cuma tangan kiri lelah pegang hp. Kaki tak masalah sebentar berdiri lalu duduk lagi.

Hanya sesekali bahu dan tangan kiri meminta digoyang. Sejak daring sampai hari ini saya rasakan enaknya kaki. Tak ada keluhan pas bangun pagi.

Duduk Sinden

Setelah bertahun tak memiliki kursi tamu sayapun mendapati pesan teman di group bahwa duduk ala sinden katanya sehat. Bisa mencegah dan mengobati rematik. Kurang yakin saya pun buka google. Darimanfaat.go.id pun menjelaskan bahwa ada 9 manfaat duduk sinden atau bahasa kita duduk bersimpuh:

Membantu proses pembakaran lemak

Duduk bersimpuh selama 15 menit katanya dapat membantu proses pembakaran lemak di bagian betis, paha, dan perut.

Kita cobain yuk.  Awalnya memang  terasa sakit. Ganti-ganti saja posisi kita. Berapa menit Anda tahan saja dulu. Duduk bersila dan sinden bergantian.

Kemudian pertukaran gerak kita di duduk coba dinikmati ya. Sesuatu yang baru tentu butuh adaptasi menuju menjadi kebiasaan diri.

Caranya biar sehat,  apalagi Anda yang mudah masuk angin sebaiknya beri alas lantai triplek dulu di atas keramik. Triplek bisa dipotong sesuai ukuran kita inginkan. Misalnya sepanjang dan selebar sajadah. Ukuran ini membuat praktis kita mengangkat atau menyimpan triplek.

 Triplek pun pilih yang paling tipis saja.

Ketika kita mau pindah duduk bisa triplek dibawa-bawa. Juga ketika pembantu mau mengepel lantai. Kita dan dia pun jadi praktis.

Mulailah duduk dilantai beralas triplek. Selip ke bawah permadani tripleknya juga praktis. Selain menutupi triplek, permadani akan tetap cantik dan pantat kita pun hangat karena permadani menimbulkan aura hangat.

Duduklah dengan santai sambil nulis artikel di android kta. Lalu latihlah duduk sinden ketika kita sedang berpikir lanjutan paragrafnya apa ya?

Sumber Foto duduk Sinden: steemit.com
Sumber Foto duduk Sinden: steemit.com

Latihan sesuai kemampuan saja. Dua menit, tiga, empat, dan seterusnya. Pokoknya jangan paksakan diri apalagi bagi yang sudah berumur 36 tahun ke atas. Alon-alon, nanti repot ke tukang pijat dan dokter syaraf jika terkilir.

Nah, ketika mau berdiri. Kemali dulu ke posisi nyaman ya. Pilih paling nyaman. Lalu duduk sinden kembali. Tumpukan tangan ke paha angkat pinggul. Tumpukan tubuh ke ujung jari kaki. Tahan. Rasakan sensinya sambil tersenyum bahagia.

Rasakan kekuatan jari dan lutut. Jika sudsh stabil perlahan angkat tubuh untuk berdiri secara lemas dan perlahan. Jika tak kuat ulangi lagi hingga Anda bisa berdiri dengan bertumpu tapak tangan di paha, tubuh bertumpu pada lutut dan ujung jari kaki. Tanpa menyentuh lantai.

Nah, pada posisi jongkok tahan tubuh tetap diujung jempol kaki. Rasakan juga sensasi pijat refleksinya. Jika sudah kuat berdirilah dengan tubuh tetap bertumpu di ujung jari kaki. Goyang-goyang sedikit tubuh kita biar stabil. Sudah aman berjalan sekarang. Jika mampu, jalanlah tetap dalam posisi injit-injit hingga kaki kita pengen diratakan sendiri di lantai.

Metode ini sangat cocok kita terapkan saat bangun tidur dari ranjang. Duduk menjuntai dulu. Kemudian posisikan kaki injit-injit. Bila masih pemula dan kaki belum stabil , berpegangan dulu ke dinding atau kepala ranjang. Baru mulai melangkah dengan gaya injit-injit. Sakit memang awalnya.

Terapi ini sudah dibuktikan bisa mengatasi sakit kaki, rematik, asam urat, stroke ringan, dan penyembuhan bagi yang pernah mengalami kelumpuhan. Saya sendiri sudah hampir 4 tahun merapkan ini dan luar biasa hasilnya.

Jika masih terasa lemas dan kaki sakit atau tubuh pegal-pegal meski sudah mencoba terapi ini, bisa dibantu dengan:

Ambil sepotong jahe sebesar ibu jari tangan

Lalu cuci jahe tanpa dikupas

Kemudian geprek jahe  

Masukkan ke dalam gelas jahe geprek

Siram pakai air panas

Hirup aromanya sambil tersenyum

Lalu seruput air jahenya selagi panas.

Seperti bapak pengopi berat,toh. Jika habis airnya boleh ditambah air panas lagi. Boleh diminum kapan saja. Jika pegal sudah hilang terapi gerakan tetap lakukan dan jadikan kebiasaan atau pola hidup. Biar penyakit kaki hilang terbang.

jit-jit dok foto:beritagar.id
jit-jit dok foto:beritagar.id

Bagi yang muda biasakanlah duduk di lantai gelar triplek agar otot tetap terlatih pas tua tak merintih. 

Duduk di lantai gelar triplek menang melawan duduk di sofa empuk. Bersambung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun