Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Masa Depan Menyuruhku Merantau (Bagian 2)

26 Juni 2022   09:43 Diperbarui: 26 Juni 2022   11:42 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah berjalan memelukku begitupun barang setia masa depanku dengan hangat hingga kami tak mersa dingin apalagi bosan.

Lembut rumah beroda itu meninabobokkan kami di subuh semangat jelang raja siang menampakkan rona emas timur.

Terkantuk-kantuk mata merayu tapi kukatakan jangan tertutup dulu aku belum pernah menyapa rumah, rumput, tiang listrik

Susah aku merayu mataku hingga masa depan menyerahkan segelas air hangat kuku kepadaku sambal merayuku ia berkata itu air panas Rimbo Panti ada kisah unik menggelitik di situ.

Akupun terayu menyimak masa depan sambil menghitung asap-asap air panas itu yang bermilyaran menari bebas di angkasa tanpa kaki dan sayap.

Dulu di sini ada dua orang yang berburu kijang cerdik tapi baik hati menyerahkan diri kepada dua peburu tangguh itu.

Takdirku bersemayam di perut manusia sebagai makhluk  pelanjut rantai makanan untuk menjawab gizi dan pemuas bernama selera serah kijang bijaksana.

Singkat kisah dua peburu sama menembak kijang bijaksana satu di kiri satu di kanan menyalami kaki kijang bijaksana.

Masalah kata mengolok diri peburu gagah mengaku aku dulu penakluknya tak mau kalah beradu kata hingga saling menyakiti.

Si Batak merayu mancit (sakit) si Minang merayu apo  kau kecek den mancik (Apa kau bilang, saya kamu bilang tikus) hingga tewaslah  kedua peburu tangguh di ujung panah penakluk kijang bijaksana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun