Mohon tunggu...
Rian Arisandi
Rian Arisandi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Sosok Perubahan yang Diinginkan Rakyat Indonesia 2019

27 Juli 2018   15:37 Diperbarui: 27 Juli 2018   15:44 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sejak orde reformasi tumbang, setiap orang yang tampil untuk merebut posisi jabatan publik cenderung akan mengklaim diri sebagai "sosok perubahan". Dimata mereka kalau dirinya mengaku sosok perubahan, maka sedikit banyak memiliki "nilai jual" yang lebih baik dibandingkan mengaku sebagai sosok masa lalu yang relatif terjebak dalam "status que".

Ada yang berpersepsi bahwa sosok perubahan itu merupakan gambaran orang yang berbeda dengan masalalu, baik visi ataupun perilaku politiknya. Ada banyak berpandangan sosok perubahan adalah orang yang mampu mengantisipasi segala kemungkinan yang bakal terjadi, selain itu ada juga orang yang ingin melahirkan masa depan lebih baik dari masalalu dan masa sekarang.

Dari tulisan ini akan mengungkap sosok Capres untuk tahun 2019 mendatang yaitu Bapak H. Prabowo Subianto tentang gagasan-gagasan nya ingin merubah Bangsa Indonesia menjadi lebih baik.

Seperti yang kita kenal sosok prabowo, Berkaratker; Bertindak tegas dan memiliki wawasan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan yang luas adalah perilaku yang melekat erat pada sosok Prabowo Subianto. 

Tokoh nasional sekaliber Prabowo Subianto memang jarang kita temukan dalam kehidupan politik negeri ini, bukan saja Prabowo memiliki jam terbang yang tinggi dalam karirnya di militer, tetapi Prabowo pun sempat melanglang buana ke manca negara guna menjadikan dirinya pengusaha yang handal.

Prabowo sendiri berdasarkan hasil RAKORNAS partai gerindra terpilih kembali menjadi salah satu Capres yang memiliki elektabilitas cukup tinggi, sehingga mempunyai peluang besar guna menyabet kursi Presiden mendatang.

Sosok prabowo untuk perubahan Indonesia. Pemimpin bangsa yang tegas. Kalau mengamati kiprah Prabowo dalam kurun waktu belakangan ini betul-betul sangat menarik dan dinamika. Prabowo bukan saja dikenal sebagai sosok yang sangat komit terhadap konstitusi negara, memegang teguh nilai-nilai idealisme,nasionalisme dan patriotisme, maupun kecintaannya yang sangat dalam terhadap "merah-putih".

Hampir disetiap kesempatan dalam pidatonya di setiap daerah Prabowo selalu membawakan adanya empat tantangan besar yang dihadapi di Indonesia. Tantangan tersebut berupa menipisnya sumber energi,terjadinya ledakan penduduk,sistem pemerintahan yang lemah,tidan efisien dan korup dan struktur ekonomi yang tidak berimbang(tidak berkeadilan).

Berkaitan dengan semakin menipisnya sumber daya energi, Prabowo menjelaskan bahwa Indonesia saat ini mengonsumsi sekitar 500juta barel minyak setiap tahun, dengan peningkatan sebesar 10juta barel minyak setiap tahun. Sedangkan pada tahun 2009 cadangan minyak Indonesia hanyalah 4,3 Milyar barel. Bahayanya jika tidak ada penemuan baru cadangan minyak Indonesia habis dalam 12tahun. Artinya pada tahun 2021 Indonesia perlu mengimpor seluruh kebutuhan minyak dari luar negeri atau menggantinya dengan pasokan energi alternatif. 

Permasalahn yang lain yang penting kita catat, saat ini 39% dari pasokan energi indonesia masih bergantung pada minyak. Untuk itu bila cadangan minyak di Indonesia habis maka tidak ada pilihan lain kecuali mengganti pasokan energi dengan batubara, gas alam, atau sumber energi alternatif yang lain.

Menyikapi terjadinya ledakan penduduk, Prabowo mengingatkan agar jangan main main dengan masalah kependudukan. Dengan jumlah kependudukan yang lebih dari 260juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,6% pertahun, Indonesia tercatat menempati urutan negara keempat terbesar di dunia. 

Dalam 20 tahun kedepan Indonesia akan memiliki 76juta mulut baru untuk diberikan makan, dengan kata lain jika kita tidak mampu mengendalikan penduduk melalui program Keluarga Berencana, maka dapat dipastikan antara jumlah orang yang membutuhkan makan dan jumlah makanan yang dapat kita hasilkan tentu akan meningkat. Sejarah mengajarkan bahwa krisis pangan dapat menyebabkan instabilitas, pergolakan, dan integritas bangsa.

Permasalahan pemerintah yang lemah, tidak efisiensi dan korup pada esensinya sukar di prediksi, namun suasana ini sangat nyata dan aktual serta terasa dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. 

Dalam pandangan Prabowo kondisi ini ibarat "lingkaran setan". Pemerintahan yang lemah menyebabkan inefesiensi. Inefesiensi mengarah ke korupsi sehingga menyebabkan berkurangnya pembangunan minimnya layanan publik, dan berkurangnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Yang menarik untuk kita catat, pertumbuhan ekonomi cukup mantap dengan rata-rata di atas 6%per tahun, tetapi seiring dengan itu ternyata kesenjangan antargolongan masyarakatpun tampak makin melebar, hal itu dibuktikan oleh menibgkatnya indeks gini sebesar 0,41.

Tantangan lain yang juga sangat penting untuk dicermati adalah potret perekonimian Indonesia. Walau sekilas terlihat adalah dalam kondisi ekonomi yang baik, namun bangsa ini secara faktual sebenarnya sedang mengalami ketidak seimbangan struktural yang berbahaya. 

Yang pertama adalah mengenai jumlah peredaran uang di indonesia. 60% dari seluruh uang yang beredar di negara kita pada kenyataannya beredar di ibukota Jakarta, sedangkan 30% beredar di 32% kota lain nya. Hanya 10%  dari uang yang di Indonesia berada di daerah pedesaan. Ironisnya,lebih dari 50% penduduk kita tinggal di pedesaan. Ini dapat juga di artikan  bahwa hanya 10% uang beredar diantara lebih dari 50% populasi bangsa indonesia. 

Kedua, APBN Indonesia yang sebesar Rp.1.200 triliun pada tahun 2012, hanya dialokasikan Rp.34 triliun atau 3% saja untuk sektor pertanian. Hal ini jelas sangat bertolak belakang dengan fakta bahwa diatas 50% penduduk Indonesia hidup daei sektor pertanian. 

Menurut catatan Prabowo sendiri, ketidakseimbangan ini mengindikasikan adanya ketimpangan struktural dalam perekonomian Indonesia. Ketidakseimbangan ini telah menciptakan rasa ketidakpuasan dan rasa ketidakadilan diantara warga bangsa, setelah tahun 1945 sampai sekarang merasakan kemerdekaan, bahwa kemajuan ekonomi hanya menguntungkan segelintir elit saja.

Itulah empat pandangan kritis yang kerap kali dikumandangkan oleh Prabowo Subianto di berbagai kesempatan. Sebagai mantan ABRI yang kini menapaki karir sebagai pengusaha dan tampil sebagai politisi, rasanya wajar kalau ide, gagasan dan pemikirannya terkesan komprehensif dan langsung menyentuh akar masalah yang sedang menghadang bangsa kita. Bagi kita Prabowo Subianto adalah sosok yang memiliki banyak kelebihan dan layak untuk diberi kesempatan guna mengelola bangsa dan negeri tercinta Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun