Mohon tunggu...
Rian Antony
Rian Antony Mohon Tunggu... Freelancer - Bintang yang bersinar

Bintang yang Bersinar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jurnalisme Android

9 Oktober 2018   04:36 Diperbarui: 16 Oktober 2018   10:07 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, kita sering menemukan seorang jurnalis melakukan tugas dan kewajibannya hanya dengan sebuah smartphone. Smartphone memberikan kemudahan bagi seorang jurnalis agar tetap update terhadap informasi-informasi baru yang didapatkannya di lapangan. Hanya bermodalkan smartphone, seorang jurnalis (khususnya jurnalis online) bisa menuliskan puluhan artikel berita dari sebuah peristiwa yang diamatinya.

Keadaan seperti itu, tentu hanya bisa menampilkan atau melaporkan informasi yang singkat, sepotong-potong dan bersifat informatif. Jika hal tersebut terus dilakukan, masyarakat akan merasa bosan dengan informasi yang disampaikan. Padahal, tugas seorang wartawan lebih dari sekadar melaporkan suatu peristiwa, apalagi hanya peristiwa yang sepotong-potong.

Seorang wartawan, dalam jurnalisme android seharusnya bisa untuk menyampaikan informasi secara lengkap, cepat serta menggunakan gaya bahasa yang bertutur atau bercerita. Gaya bahasa seperti ini dikenal dengan istilah jurnalisme sastra. Jurnalisme sastra merujuk pada suatu gaya jurnalistik, aliran santra non-fiksi, yang menggabungkan keterampilan pelaporan interpretatif dengan teknik penulisan fiksi.

Dengan begitu, masyarakat dapat dengan mudah memahami, menemukan inti dari sebuah peristiwa karena terbawa oleh suasana dan pilihan kata dalam informasi yang dimuat. Keadaan tersebut membuat masyarakat akan terus mengkonsumsi bahkan menungu-nunggu setiap berita yang akan dimuculkan.

Tidak hanya sebatas itu, informasi yang cepat, aktual dan update juga memiliki resiko kesalahan yang besar, baik dalam sistematika penulisan hingga penerapan cover both side dalam sebuah berita. Maka dari itu disiplin verifikasi menjadi bagian yang penting agar tidak mengaburkan fakta sebenarnya dalam sebuah berita yang dimuat.

Disiplin verifikasi menjadi salah satu hal yang harus selalu diperhatikan dan dilakukan oleh seorang jurnalis. Seorang jurnalis yang profesional selalu menjunjung tinggi verifikasi. Disiplin verifikasi tercermin dalam praktik-praktik seperti mencari saksi-saksi peristiwa, membuka sebanyak mungkin sumber berita, dan meminta komentar dari banyak pihak. Disiplin verifikasi berfokus untuk menceritakan apa yang sebenar-benarnya terjadi. 

Disiplin verifikasi dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dalam sebuah berita, baik dari segi tata bahasa, typo,  maupun dalam hal lain yang dapat mengaburkan fakta dalam sebuah berita yang disampaikan. Dengan kata lain, melakukan verifikasi akan menolong seorang jurnalis dari kesalahan dalam pemberitaan.

Tidak hanya sebatas itu, fungsi dan peranan jurnalisme sebagai sarana untuk mendidik dan kontrol sosial juga perlu diperhatian. Jangan sampai kecepatan dan motif ekonomi menjadi hal yang diutamakan tanpa memperhatian fungsi lainnya.

Kita semua tentu sepakat jika informasi-informasi yang disampaikan dalam sebuah berita tidak hanya bersifat penting tetapi juga mendidik masyarakat akan menjadi lebih maju, lebih cerdas, lebih kritis dan lebih baik dalam konstuktisme berpikir dan berperlaku sehari-hari.

Daftar Pustaka

Barus, Seda Willing. 2010. Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun