Mohon tunggu...
Rian Andini
Rian Andini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Emak Blogger

rianandini999.blogspot.com resensiriri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Review Buku] Poppy War: Kisah Fantasi yang Sangat Memabukkan

2 Agustus 2020   08:55 Diperbarui: 2 Agustus 2020   08:49 2323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cover buku The Poppy War. Sumber : resensiriri.com

Judul: Perang Opium
Penulis: R.F Kuang
Penerbit: Gramedia
Jumlah Halaman: 568
Tahun Terbit: 2019

Saya paling membenci buku yang tipenya seperti ini, sangat seru, sehingga kita sebagai pembaca jadi 'terpaksa' membacanya sampai selesai, tak peduli pada cucian piring dan lipatan baju yang tumpukannya terus bertambah.

Namun, ujung-ujungnya ternyata nggak tamat. Masih ada lanjutannya! Kenapa nggak bilang dari awal sih kalau ini ternyata kisah serial!!!

Buku yang berjudul Perang Opium in merupakan debut dari penulisnya R.F Kuang, yang merupakan lulusan dari sekolah di University of Cambridge. Kisah buku ini merupakan fiksi yang mungkin akan mengingatkan kita pada perang opium yang benar-benar terjadi antara Inggris dan Cina abad 19.

Meski punya pondasi cerita yang mirip, namun buku ini pada dasarnya mengubah semua bangsa-bangsa yang ada menjadi nama-nama baru. Bahkan saking seriusnya penulis menggarap cerita fiksi ini, ada peta di awal halaman yang bisa jadi pijakan pembaca untuk memahami keseluruhan cerita.

Kisah ini bercerita tokoh perempuan bernama Fang Runin, yang merupakan anak korban perang yatim piatu. Ia bekerja di toko yang sebenarnya melakukan jual beli opium illegal.


Keluarga Feng yang mengasuh Rin kemudian berniat menjodohkannya pada salah satu saudagar kaya yang sudah renta. Umurnya bahkan sudah tiga kali lipat umur Rin sendiri.

Rin jelas berang. Ia bertekad untuk menempuh ujian Keju dengan harapan dapat masuk ke dalam sekolah militer Sinegard yang menggratiskan biayanya. Namun, untuk masuk ke Sinegard sendiri susahnya bukan main. Ia harus berhasil menyabet predikat lulus dengan nilai terbaik.

Rin lulus dengan peringkat pertama di Tikanny. Ternyata, Semua kesakitan yang Rin rasakan untuk lulus dari Keju hanyalah awal. Di Sinegard, ia kembali ditempa dengan cara yang jauh lebih sakit lagi.

Sebagai satu-satunya siswa yang berasal dari keluarga miskin, Rin sudah pasti sering dijadikan bahan ejekan oleh teman temannya bahkan dibenci oleh salah satu gurunya. Tetapi, ia bertindak offensive seperti biasa. Ia tak menyerah melawan semua halang rintang dan bertekad tak ingin kembali ke Tikanny untuk kemudian dinikahkan pada saudagar tua renta.

DI sini ia mulai berlatih ilmu bela diri dengan seorang guru eksentrik yang suka berbuat yang aneh-aneh, Jiang namanya. Guru ini merupakan master di bidang Adab dan Pengetahun, salah satu jurusan ilmu yang sangat tidak favorit di mata siswa Sinegard lainnya.

Kekuatan Rin yang sebenarnya mulai terkuak ketika momen pertempuran terbuka yang diadakan sekolah sebagai salah satu tes ujian akhir. Rin terdesak karena memiliki lawan yang sangat tangguh.

Di momen ini, Rin membuka koneksinya dengan dewa api secara tidak sengaja. Ia membara. Diri Rin mendadak terbakar dengan hasrat untuk membunuh yang tidak dapat ia padamkan. Ia hampir membunuh lawan bertarungnya saat itu.

Rin yang berlari karena takut akan kekuatannya sendiri kemudian diselamatkan Jiang. Lewat guru inilah, Rin diajak untuk bisa melatih ilmu berkomunikasi dengan dewa.

Melalui bahan psikotropika ringan yakni biji bunga Poppy, Rin diajak untuk berkenalan di dunia para dewa, menembus batas-batas dunia manusia yang fana. Di titik inilah nantinya ia diajak mengenali identitas asli tentang dirinya sendiri.

Perang opium kembali pecah ketika Negara Mugen melancarkan serangan langsung ke pusat Sinegard. Di sini, Rin melihat teman-temannya dibunuh satu per satu. Ia sangat marah dan ketakutan. Amarahnya yang membara menyulut lagi koneksinya dengan dewa phoenix sehingga ia membakar semua musuh yang tersisa dengan api yang berkobar dari seluruh tubuhnya tanpa terkendali.

Dari kejadian inilah, Rin akhirnya ditugaskan menjadi anggota divisi ketigabelas, tempat perwira yang memiliki kekuatan supranatural yang biasa kita sebut dukun, orang pintar, atau buku ini menggunakan istilah syaman.

Buku ini tidak ada habis-habisnya membuat saya terus merasa haus akan petualang Rin. Kisah Rin yang getir di Sinegard ternyata hanyalah awal. Rin terus mengalami penderitaan yang menuntutnya untuk terus berkembang menjadi pribadi baru yang lebih kuat.

Tokoh luar yang cukup saya sukai dari buku Perang Opium ini adalah Nezha. Pada awalnya Nezha adalah musuh Rin dalam sekolah militer. Karena Nezha adalah anak panglima naga, ia terbiasa jadi pusat perhatian. dan mengganggu Rin adalah salah satu cara Nezha mengumpulkan massa untuk menyanjung dirinya.

Ketika masa-masa damai sudah berlalu, Nezha berevolusi. Ketika perang mengeluarkan sisi terburuk manusia, justru itu kebalikan untuk Nezha. Ia berubah menjadi sosok yang sama sekali baru.

Sebagai penggemar romance, saya sedikit berharap akan ada kisah cinta antara Rin dan Nezha nantinya. Soalnya, Nezah itu manis banget sih ketika ada di momen perang. Sangat berbeda dengan kelakuannya waktu masih di Sinegard.

Ada kata-kata di buku ini yang sangat menyentuh tentang pertarungan Nezha dan Rin di sekolah.

"Peperangan membuatku menyadari bahwa semua perselisihan di masa sekolah hanyalah sebuah kekonyolan."

Kira-kira begitulah bunyinya.

Sayangnya, di buku pertama ini nasib Nezha cukup buruk. Ia ditahan oleh pasukan Mugen sebagai tawanan perang.

Semoga dirimu nanti selamat ya mas Nezha!

Rating buku ini 5 dari 5 . Perfecto. Saya sudah sangat lama tidak merasakan antusiasme dalam membaca seperti ini. Terima kasih atas cerita yang luar biasa mbak RF Kuang.

Hal yang saya nggak suka dari buku ini adalah tidak adanya pemberitahuan di depan buku bahwa ini adalah serial yang nggak langsung tamat! Dan kenapa info begini ada di halaman paling belakang!!! Saya merasa kena tipu.

Sekian, saya mau cuci piring dulu sembari menunggu edisi keduanya. 

Artikel ini diposting juga di blog penulis resensiriri.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun