Baru-baru ini saya baru merampungkan film dua jam yang penuh siksa dan derita yang berjudul The Platform. Film ini bercerita tentang mas-mas bernama Goreng yang secara sukarela masuk penjara demi mendapatkan gelar diploma.Â
Yah, meskipun alasan Mas Goreng ini lumayan absurd, nyatanya banyak narapidana lain yang punya alasan yang lebih aneh saat masuk ke dalam penjara ini. Ada yang mau dijadikan artis terkenal dan fenomenal seperti Marilyn Monroe, ada yang masuk karena penasaran, ada juga yang masuk karena pembunuhan yang tidak disengaja.
Singkat cerita, penjara ini merupakan penjara vertikal bawah tanah yang memiliki lubang di tengahnya. Â Pembagian makanan dilakukan melalui lubang di tengah ini.
Penjara ini terdiri dari 333 lantai, di mana makanan biasanya hanya cukup memenuhi kebutuhan narapidana sampai di lantai 50. Jadi, yang kedapatan kamar di bawah lantai 50, makan apa untuk bertahan hidup? Mending nonton sendiri gih, biar gak penasaran.
Setiap narapidana di sini diberi kesempatan memilih satu benda yang boleh dibawa ke dalam penjara. Rata-rata, narapidana tentu memilih senjata, seperti pisau, tali, samurai, dan busur. Mas Goreng memilih membawa buku, yang sayangnya merupakan benda yang tak dapat digunakan untuk mempertahankan diri di sana.
Jika seandainya Anda adalah mahasiswa bernasib sial, yang sangat-sangat diharapkan mengerjakan skripsi dan lulus tepat waktu. Namun, nasib sial terus merongrong, seperti dosen yang mendadak ke luar negeri, topik skripsi yang sangat susah, atau tiba-tiba file skripsi di laptop corrupted. Jadi, dengan amat sangat terpaksa, Anda memilih masuk ke dalam penjara bawah tanah ini mengikuti jejak Mas Goreng.Â
Langkah selanjutnya yang mesti dipersiapkan adalah memilih benda untuk dibawa ke sana. Saya sudah menyiapkan beberapa benda-benda rekomendasi yang bisa dibawa ke dalam penjara supaya Anda bisa melewati waktu di sana dengan aman dan berhasil keluar hidup-hidup untuk mendapatkan gelar sarjana secara gratis.
Membawa Monkey D. Luffy
Sebagai sosok yang sangat kuat, Luffy terkenal sangat loyal dan perhatian pada teman. Saya yakin ia akan setuju dengan permintaan Anda untuk menemani selama masuk ke dalam penjara The Platform.Â
Tangan karet Luffy juga amat sangat berguna untuk memanjat ke lantai atas dan merebut makanan agar bisa mendapatkan jatah yang lebih banyak.Â
Akan tetapi, porsi makan Luffy yang warbiasah pasti akan menyebabkan kekacauan di dalam penjara. Rasa keadilan Luffy versus hawa nafsu makannya akan saling berontak dan bisa menyebabkan dirinya depresi. Kalau memang Luffy terlalu merepotkan, bisa saja diganti dengan tokoh lainnya yang lebih bijaksana, seperti Trafalgar Law si dokter ganteng atau Roronoa Zoro si samurai yang buta arah.Â
Membawa Senjata Pemusnah Masal ala Indonesia: Boneka Santet
Sebagai negara yang terkenal akan ilmu kebal dan ilmu persantetan, ada baiknya jika anda membawa boneka santet jika terjebak dalam penjara The platform. Selain efisien, mempertahankan diri dengan ilmu santet terasa lebih manusiawi dibandingkan dengan usaha pembunuhan menggunakan samurai.Â
Jika, sudah berhasil menguasai penjara, kita mulai bisa mengembangkan bisnis santet dan menawarkan jasa dengan imbalan jatah makanan. Sekalian saja, kirimkan santet pada pengelola penjara yang bisa-bisanya punya ide untuk membuat sistem pembagian makanan ala bar-bar seperti ini.
Membawa prin-prinan skripsi
Sama seperti Goreng, agaknya memilih membawa buku bisa jadi pilihan yang baik. Selain bisa dijadikan sumber makanan ketika sedang sial saat berada di lantai bawah, buku juga merupakan pegangan agar kita tetap waras di tengah kekacauan.Â
Pemilihan membawa buku apa memang bisa jadi dilema. Jika Anda seorang wibu, dipastikan buku yang dibawa adalah komik Jepang. Kalau Anda seorang karyawan HRD, maka buku yang dibawa sebaiknya adalah data karyawan.Â
Akan tetapi, rekomendasi saya adalah membawa seluruh berkas skripsi, termasuk semua revisinya yang kalau di laptop nama filenya seperti ini: revisi satu skripsi, revisi dua skripsi, revisi akhir skripsi, revisi akhir tamat skripsi, revisi akhir tamat semoga wisuda skripsi, revisi astaghfirullah akhir tamat semoga wisuda skripsi.
Film ini sendiri sebenarnya memiliki segudang makna yang tersembunyi (menurut netizen). Katanya juga film ini adalah sebuah protes terhadap pemerintah yang selalu mengumbar keadilan, tetapi tak pernah benar-benar menjalankannya.
Kekacauan, pembunuhan, sampai praktik kanibalisme yang terjadi di lantai yang tak mendapat makanan adalah gambaran nyata bagaimana masyarakat kelas bawah bertahan hidup tanpa keadilan. Jadi, benda apakah yang akan Anda bawa jika terjebak dalam penjara di film The platform?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H