Mohon tunggu...
Rian Andini
Rian Andini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Emak Blogger

rianandini999.blogspot.com resensiriri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyapih dengan Cinta, Apa Maksudnya?

19 September 2019   20:28 Diperbarui: 19 September 2019   20:30 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mitos seputar menyapih itu banyaknya udah  kaya jumlah jomblo di Indonesia: buannyak banget. Mulai dari tips menyapih dengan penggunaan lipstik atau obat merah di sekitar puting, atau sampai yang paling ekstrim mengoleskan balsem atau pahit-pahitan seperti pare dan brotowali. 

Tujuannya satu yaitu membuat anak menjadi tidak lagi merasakan kenyamanan saat menyusui sehingga mereka akan berhenti dengan sendirinya.

Mitos lainnya yang sedikit membuat ibu-ibu merinding dan ingin segera menyapih anaknya ialah informasi bahwa air susu ibu berubah menjadi racun setelah anak berumur lebih dari dua tahun atau sudah tak lagi mengandung gizi yang baik.

Sebenarnya, untuk mengecek kebenaran mitos di jaman sekarang tuh gampangnya udah paket banget. Tinggal buka hape, dan semua informasi yang diinginkan bisa keluar bertubi-tubi. 

Intinya, semua cara dan mitos yang disebutkan di atas adalah salah. Tak benar bahwa menyapih mesti menggunakan cara barbar semisal balsem dan tak benar pula soal asi yang tak lagi bergizi apalagi beracun.

Uniknya, di jaman sekarang ada istilah baru untuk tips menyapih anak dengan aman dan nyaman, namanya "Menyapih Dengan Cinta". Mungkin istilah ini sedikit terdengar absurd, termasuk untuk saya pada awalnya. 

Tapi, setelah membaca penjabarannya, saya jadi sedikit mengerti bahwa metode ini mengusung beberapa tips menyapih tanpa banyak drama. Ringkasnya tips menyapih tanpa membuat anak merasa disakiti.

Di mana-mana menyapih sebenarnya adalah momok buat orang tua, terutama ibunya. Karena dengan memutuskan untuk menyapih itu berarti ibu siap dengan resiko anak rewel sepanjang hari dan tidur tak tepat waktu. Tentu saja ibunya juga akan mengalami hal yang sama, "rewel" serta ikut-ikutan juga tak tidur tepat waktu. 

Menyapih dengan cinta mungkin bisa dibilang menjadi salah satu solusi agar proses menyapih bisa terlaksana tanpa banyak rewel-rewel, baik anaknya maupun ibunya. Ketika menyapih dilakukan dengan mendadak, biasanya payudara akan membengkak dan terasa sakit karena meradang. 

Nah, dengan proses menyapih yang berjangka, masalah satu ini dapat teratasi. Lalu, bagaimanakah cara menyapih dengan cinta itu dilakukan?

Lakukan sugesti secara berulang-ulang. Ceritakan tentang kisah bahwa semua anak bayi akan berhenti menyusu pada waktunya. Karena anak saya menyukai kucing, maka saya menceritakan bahwa semua anak kucing juga dulunya menyusui pada bundanya. Tapi seiring mereka tumbuh dewasa, mereka akan berhenti menyusui.

Jangan menawarkan. Sebenarnya yang tersiksa saat proses menyapih adalah ibunya, ketimbang anaknya, hahaha. Dengan menyusui kita bisa memberikan begitu banyak solusi atas banyak masalah: tantrum, susah tidur, sampai melengkapi kebutuhan gizi per harinya. 

Dalam proses menyapih, kita mesti bisa memberikan solusi selain menyusu untuk masalah tantrumnya, which is itu lumayan menguras emosi dan jiwa. Tapi, memang jika sudah sampai pada waktunya, pengorbanan yang terhitung kecil itu harus dilakukan, suka tak suka.

Lakukan secara berjangka. Mengurangi intensitas menyusui adalah langkah awal yang perlu dilakukan agar nyali terbiasa untuk tak begitu tergantung pada payudara ibu. Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa cara ini juga bisa menghindarkan sang ibu dari gejala pembengkakan serta peradangan payudara yang biasa terjadi ketika proses menyapih dilakukan secara mendadak.

Sebenernya ada satu lagi yang saya lakukan, yakni pengenalan susu formula sebagai pengganti ASI. Tapi beberapa teknisi kesehatan ada yang tidak menyarankan, karena pemberian susu formula bukanlah sebuah kewajiban. Tapi, ini hanyalah opsi yang bisa dipilih sendiri oleh orang tuanya, tergantung dari kebutuhan gizi si anak sendiri. Apabila gizi sudah terpenuhi dari makanan sehari-hari, maka tak perlu susu formula sebagai substitusi ASI.

Saya merasakan sendiri bahwa dengan melakukan sugesti berupa cerita lewat buku atau lewat media apapun, anak akan lebih mudah diajak kompromi saat melalui proses menyapih. 

Rewelnya juga lebih sebentar dibandingkan dengan cerita yang saya dapat dari orang tua. Saya rasa, anak adalah sosok yang sangat paham dan mudah mengerti dengan segala situasi, asal semuanya selalu dikomunikasikan terlebih dahulu dengan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun