Sebenarnya saya pun baru membaca karya cerpen yang ini saja. Karya-karya lainnya seperti Kemarau baru saya baca sinopsisnya saja. Kemungkinan besar novel ini akan mirip dengan gaya menyentil seperti cerpen Runtuhnya Surau Kami.
***
Saya rasa Buya Hamka dan A.A Navis adalah teladan yang sangat bagus jika ingin masuk ke dalam dunia sastra dengan mambwa nilai-nilai agama. Â Mahfud Ikhwan, penulis Kambing dan Hujan, juga bisa jadi referensi yang sangat bagus bagaimana memadukan nilai islam ke dalam sebuah sastra tanpa perlu mengurangi 'micin' cerita tersebut.Â
Malahan, bukunya bapak Mahfud Ikhwan ini bisa terasa sangat manis karena kesantunan sebuah cinta yang membawa mereka ke kisah akhir yang bahagia. Sesuatu yang jarang ditemukan dalam sastra lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H