Mohon tunggu...
Rian Andini
Rian Andini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Emak Blogger

rianandini999.blogspot.com resensiriri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menelisik Kembali Cerpen Fenomenal "Runtuhnya Surau Kami"

24 Maret 2019   19:07 Diperbarui: 24 Maret 2019   19:45 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya saya pun baru membaca karya cerpen yang ini saja. Karya-karya lainnya seperti Kemarau baru saya baca sinopsisnya saja. Kemungkinan besar novel ini akan mirip dengan gaya menyentil seperti cerpen Runtuhnya Surau Kami.

***

Saya rasa Buya Hamka dan A.A Navis adalah teladan yang sangat bagus jika ingin masuk ke dalam dunia sastra dengan mambwa nilai-nilai agama.  Mahfud Ikhwan, penulis Kambing dan Hujan, juga bisa jadi referensi yang sangat bagus bagaimana memadukan nilai islam ke dalam sebuah sastra tanpa perlu mengurangi 'micin' cerita tersebut. 

Malahan, bukunya bapak Mahfud Ikhwan ini bisa terasa sangat manis karena kesantunan sebuah cinta yang membawa mereka ke kisah akhir yang bahagia. Sesuatu yang jarang ditemukan dalam sastra lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun