Mohon tunggu...
Rian Andini
Rian Andini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Emak Blogger

rianandini999.blogspot.com resensiriri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Geliat Artificial Intellegence yang Semakin Mengkhawatirkan

1 Maret 2019   22:22 Diperbarui: 1 Maret 2019   23:14 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adakah teman-teman sudah membaca karya Dan Brown serial Profesor Langdon yang paling anyar, Origin? Bagi yang sudah membaca, pastilah sudah tahu tentang plot twist yang sangat membuat gemas di ending cerita. Namun, bagi yang belum baca, tenang, saya tidak akan spoiler tentang hal itu di sini.  

Kemampuan AI (Artificial Intellegence) dalam novel Origin yang diberi nama Winston, digambarkan dengan sangat luar biasa cerdas. Ia adalah tokoh yang berperan besar dalam proses kaburnya profesor Langdon bersama Ambra Vidal saat menghadapi konflik di acara  pengumuman penelitian seorang ilmuwan komputer, Edmond Kirsch. Winston jugalah yang mengecoh para petugas keamanan museum serta mengumpulkan segala informasi saat Kirsch masih melakukan penelitian. 

Meski serial Dan Brown adalah fiksi, tapi banyak sekali fakta yang terkandung di dalam buku tersebut. Jadi, bisa jadi perkiraan perkembangan AI di masa depan pun akan sama dengan apa yang ditulis Dan Brown di akhir bukunya.

Benarkah Perkembangan AI Dapat Mengancam Eksistensi Manusia?

Kalau melihat film Transformers, kita pantas merasa khawatir dengan para robot mesin yang pelan-pelan akan menggantikan seluruh pekerjaan manusia. Mulai dari hal kecil seperti alat parkir dan tol sudah tidak lagi membutuhkan manusia untuk jadi penjaga.

Profesi teller Bank sebagai pelayan jasa transaksi juga mungkin akan pelan-pelan tergantikan oleh mesin. Sekarang saja sudah banyak mesin ATM yang bisa melakukan setor tunai. Lalu, kalau semua dikerjakan mesin, kita mau kerja apa? 

Wajar saja jika para kapitalis memilih memperkerjakan mesin, karena mereka efisien dan tidak bisa demo untuk minta naik gaji. Agak ngeri juga sih membayangkan akan ada begitu banyak ancaman pengangguran gegara teknologi. Apalagi, SDM Indonesia masih dibawah rata-rata, dan jelas belum bisa bersaing secara global.

Selain kengerian tersebut, ada lagi fakta yang akan membuat gerah para profesi penulis. Di Jepang, ada novel yang ditulis oleh AI berhasil masuk dalam babak pertama ajang kompetisi menulis bergengsi di sana. Kesel ya? Buat yang mau jadi penulis, gih segera banting stir ke profesi lain.

Video di kanal YouTube Agung Hapsah juga bisa jadi gambaran betapa AI sudah berevolusi dengan kecepatan yang luar biasa. Dalam videonya agung mencoba menjelaskan mengapa AI bisa begitu cepat beradaptasi sehingga melebihi ilmu yang dimiliki penciptanya, manusia. 

AI yang menjadi contoh dalam video tersebut adalah Alpha GO, sebuah komputer yang dapat mengalahkan atlet juara dunia permainan Go, Lee Sedol. Agung Hapsah memaparkan  bahwa  AI dapat melakukan simulasi di dalam dirinya untuk memperkaya kompetensi diri secara berkali-kali. Sehingga, semua usaha dan ilmu yang didapatkan manusia secara perlahan, dapat dikalahkan dengan mudah oleh AI. Kita kalah dalam hal esifiensi waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun