Saya pernah menonton video curhatan Raditya Dika di kanal Youtube-nya Boy William tentang tantangan umum yang terjadi di dalam rumah tangga. Menurut dia, masalah dalam rumah tangga akan dimulai ketika salah satu pasangan merasa lebih berkuasa. Di dalam film ini, terlihat bahwa tokoh suami Puja sering memaki, bahkan melakukan kekerasan fisik terhadapnya.Â
Saya juga seorang ibu dan semua emak-emak pasti tahu rasanya seharian melakukan pekerjaan rumah tangga plus jagain anak. Inginnya sih, begitu suami pulang kita dihujani sweet talk seperti waktu masih pacaran dulu.Â
Tapi, ternyata suami yang pulang juga sama-sama membawa fisik dan mental yang juga lelah. Kalau sudah begini sih, Â komunikasi yang jelas jadi hal penting yang mesti didahulukan.
Anak sebagai Korban
Ada tulisan yang menarik terkait review film ini di blog teman saya. Ia menyatakan seharusnya Puja mempersiapkan lingkungan yang aman untuk anaknya sebelum bunuh diri, seperti mencabut aliran listrik, mencabut saluran gas, dan menyiapkan makanan. Tapi kalau seperti itu, maka filmnya jadi tidak ada kan ya? Ia menuliskan kalimat bantahan untuk gagasannya sendiri.
Pembahasan mengenai kekerasan rumah tangga di Indonesia masih jadi semacam aib keluarga. Banyak pihak memilih diam dan bertahan saat mengalaminya. Jelas ini perlu dikoreksi.Â
Di Indonesia banyak kok pihak yang akan memberikan perlindungan kepada para korban kekerasan semacam ini. Ada Komnas Perempuan dan juga akan ada RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang sedang jadi pembahasan.Â
Jadi yuk, turut melek dengan lingkungan sekitar dan tak lagi mengagap bahwa kekerasan rumah tangga adalah ranah pribadi yang tak perlu dicampuri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI