Di sejumlah daerah Indonesia Timur seperti NTT, lebih dari 50 persen anak yang menderita stunting (data tahun 2016). Sedihnya lagi, prevalensi stunting di Indonesia masih lebih tinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. Â
Pencegahan Stunting
Pemberian MPASI yang bergizi seimbang pada usia tepat 6 bulan, ASI eksklusif selama 6 bulan yang  kemudian dilanjutkan sampai umur 2 tahun, adalah faktor yang mendasari keberhasilan tumbuh kembang anak. Selain itu, MPASI yang beragam juga perlu menjadi perhatian dalam mengedukasi masyarakat, misalnya mencontohkan bahwa makan nasi bukanlah suatu hal yang wajib. Bahan pangan lain pengganti nasi seperti kentang, jagung, singkong dan oat dapat menjadi alternatif yang baik.
Faktor penting lainnya yakni memanfaatkan fasilitas kesehatan yang sudah disediakan pemerintah dengan sebaik-baiknya, seperti mendatangi Posyandu secara rutin, melakukan imunisasi gratis di Puskesmas terdekat, dan melakukan konsultasi tumbuh kembang anak. Ingatlah, di tangan kita ada tanggung jawab untuk memberikan hak tumbuh yang baik pada anak-anak. Jadi, yuk terus gali ilmu, ibu-ibu.
Kerangka Rencana Pencegahan Stunting oleh Pemerintah
Ada dua tipe pencegahan stunting yang direncanakan oleh pemerintah, yakni intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Â Intervensi gizi spesifik menyasar pada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Sedangkan intervensi gizi sensitif menyasar pada masyarakat secara umum, seperti membangun fasilitas sanitasi yang layak dan memberikan bantuan sosial pada keluarga miskin.
Kegiatan yang dilakukan dalam hal intervensi gizi spesifik:Â
1. Layanan terhadap ibu hamil yakni pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis, Â mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat, mengatasi kekurangan iodium.
2. Layanan terhadap ibu menyusui dan bayi 0-6 bulan yakni mensosiliasasikan gerakan IMD (inisiasi Menyusui Dini) dan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
3. Layanan terhadap ibu menyusui dan bayi 7-23 bulan yakni mendorong penerusan pemberian ASI hingga anak/bayi berusia 23 Â bulan, pemberian MPASI, menyediakan obat cacing, menyediakan suplementasi zink, melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan, memberikan perlindungan terhadap malaria, memberikan imunisasi lengkap, serta melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
Kegiatan yang dilakukan dalam hal intervensi gizi sensitif:
1. Menyediakan dan memastikan akses terhadap air bersih.Â