Salam dan bahagia,
Gawai yang terhubung sistem daring dengan berbagai fitur ibarat pisau bermata dua. yang bisa bermanfaat, tetapi juga bisa membahayakan kehidupan anak-anak. Sejumlah anak mengalami "gangguan jiwa" akibat kecanduan gawai.
Selain menjadi alat komunikasi dan sumber informasi, gawai yang dilengkapi berbagai fitur juga menjadi pintu masuk bagi anak-anak untuk mengakses media sosial, gim, dan fitur lainnya secara daring yang belum sesuai untuk usianya. Bahkan, penggunaan gawai yang terus-menerus tanpa mengenal waktu berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak serta membuat anak kecanduan atau adiksi gawai.
Berikut adalah prakarsa praktik baik yang seyogyanya dapat menjadi referensi dan sumber inspirasi dalam mengantisipasi dampak penggunaan gawai bagi siswa di era digital sekarang ini, Prakarsa praktik baik ini disusun berdasarkan filosofi KDH dengan Model BAGJA untuk pendidikan yang memerdekakan. Penulis memberi beri judul prakarsa praktik baik ini " Menumbuhkan Etika ber TIK di Era Digital Terhadap Siswa" dengan tujuan menghambakan sepenuhnya atas kebutuhan pendidikan dan keselamatan para siswa sebagai generasi penerus Bangsa.
Dari contoh Praktik Baik tersebut kita bisa memahami bahwa peran orang tua, guru, masyarakat menjadi vital bagi penyelamatan generasi penerus bangsa di era digital sekarang ini. Kemudian praktik baik tersebut telah mewujudkan prinsip pendidikan yang memerdekakan, yaitu pendidikan yang berpusat pada murid, berpihak pada murid, dan memanusiakan murid, menyelamatkan murid, membahagiakan murid.
Demikian contoh prakarsa praktik baik BAGJA, yang telah saya buat, semoga dapat menjadi referansi dan bermanfaat bagi pembaca setia yang budiman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H